Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keliling Saksi Bisu G30S, Ada Museum yang Dulu Rumah Pahlawan Revolusi

Kompas.com - Diperbarui 30/09/2022, 16:30 WIB
Khenzie Godeleova,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

Museum Ahmad Yani

Perjalanan berlanjut ke Museum Sasmitaloka Jenderal Ahmad Yani. Seperti Museum Jenderal AH Nasution, museum ini dulunya juga menjadi rumah tinggal Jenderal Ahmad Yani dan keluarga.

Namun, rumah keluarga itu mulai beralih fungsi menjadi museum sejak tahun 1980-an. 

Baca juga: Menelusuri Peristiwa G30S di Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya

Saat berkunjung ke museum Ahmad Yani, pengunjung bisa melihat sejumlah kenangan Ahmad Yani, salah satunya bar yang digunakannya untuk menyambut tamu-tamu dari luar negeri. 

Museum ini juga masih menyimpan peninggalan-peninggalan barang keluarga Ahmad Yani,  seperti bedak, gincu, dan juga sabun batang.

Pengunjung melihat Monumen Pancasila Sakti di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur, Minggu (8/5/2011). Nilai-nilai luhur Pancasila sebagai pemersatu bangsa saat ini dikhawatirkan semakin pudar seiring dengan makin kurangnya generasi muda mempelajari dan memahami Pancasila serta makin maraknya budaya kekerasan di kehidupan bangsa.KOMPAS/IWAN SETIYAWAN Pengunjung melihat Monumen Pancasila Sakti di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur, Minggu (8/5/2011). Nilai-nilai luhur Pancasila sebagai pemersatu bangsa saat ini dikhawatirkan semakin pudar seiring dengan makin kurangnya generasi muda mempelajari dan memahami Pancasila serta makin maraknya budaya kekerasan di kehidupan bangsa.

Lubang Buaya

Setelah berkeliling di Museum Ahmad Yani, Ira mengajak peserta virtual tour ke Lubang Buaya, tempat penyiksaan dan pembuangan para jenazah pahlawan revolusi.

Ira menjelaskan, penyiksaan yang dilakukan pasukan Tjakrabirawa, bertujuan untuk memaksa para jenderal menandatangani surat gerakan komunis.

Baca juga: Dulu di Belanda, Kini Keris Bugis Ada di Museum Nasional

Kawasan Lubang Buaya memiliki tiga titik terkait peristiwa G30S, yakni museum penghianatan PKI, rumah atau posko tempat penyiksaan para jendral, dan monumen pancasila.

Proses pemakaman Pendiri Kompas Gramedia dan Pemimpin Umum Harian Kompas, Jakob Oetama, di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (10/9/2020).KOMPAS.com/ERWIN HUTAPEA Proses pemakaman Pendiri Kompas Gramedia dan Pemimpin Umum Harian Kompas, Jakob Oetama, di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (10/9/2020).

TMP Kalibata

Tempat terkahir yang bisa dikunjungi untuk memperingati G30S, adalah Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata.

Baca juga: 14 Tempat Bersejarah di Jakarta Pusat, Ada Museum dan Taman

Tempat ini adalah peristirahatan terakhir para pahlawan revolusi, sehingga sudah dimakamkan dengan layak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com