Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Hotel Isolasi OTG Covid-19 Berisiko Ditinggalkan Tamu?

Kompas.com - 02/10/2020, 08:30 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa hotel di Jakarta tengah disiapkan sebagai tempat isolasi pasien Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19. Adapun kategori hotel isolasi ini dibagi dua di antaranya difasilitas pemerintah atau non subsidi.

Meski penyediaan hotel-hotel sebagai tempat isolasi merupakan hal positif bagi persatuan dalam menangani Covid-19, tetapi disebutkan ada risiko yang harus siap ditanggung pihak hotel.

Kehidupan masa depan hotel-hotel yang menjadi tempat isolasi ini disebut akan terasa berat.

Hal ini diutarakan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta, Krisnadi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (1/10/2020).

Baca juga: PHRI: Bakal Ada Hotel Berbayar untuk Isolasi Pasien Covid-19 Tanpa Gejala di Jakarta

Menurutnya, ada stigma bahwa hotel yang telah dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19 mendapat julukan baru yaitu hotel Covid.

"Ini stigma yang sulit dihilangkan," kata Krisnandi.

Krisnandi membeberkan pengalaman beberapa hotel yang menjadi tempat isolasi OTG Covid-19.

"Begitu namanya (hotel) udah masuk ke listing saya, ;alu listing tersebut lepas ke media, kendala pertamanya adalah, tamu yang lagi nginap enak-enak, istilahnya tamu "sehat", besoknya langsung check out. Mau check in minggu depan lalu cancel," kata Krisnadi.

Baca juga: Pemprov DKI Buka Peluang Hotel Sediakan Paket Isolasi OTG Covid-19

Lanjut dia, bahkan tidak hanya berdampak bagi hotel itu sendiri, melainkan ke beberapa tempat di sekitarnya, seperti pusat perbelanjaan dan apartemen.

Ia mengatakan, bisa saja pusat perbelanjaan atau apartemen tersebut enggan untuk berdekatan dengan hotel karena telah berubah fungsi sebagai tempat isolasi pasien Covid-19.

"Belum lagi tenant yang nyewa ruangan di dalam hotel tadi. Itu juga ribet juga. Kalau ada OTG saya cabut duluan, begitu mereka bilang," ujarnya.

 

Ilustrasi - Kamar hotelShutterstock/Dragon Images Ilustrasi - Kamar hotel
Banyak hotel mengundurkan diri dari daftar pengajuan

Oleh karena banyak pertimbangan itu lah, jelasnya, tidak sedikit hotel-hotel yang tadinya ingin mendaftar sebagai tempat isolasi, lalu mengundurkan diri.

Baca juga: Nama Hotel Isolasi Pasien Covid-19 Tanpa Gejala Tidak Dipublikasi, Ini Alasannya

Namun, tidak dipungkiri, masih banyak juga hotel-hotel yang ingin berpartisipasi. Untuk itu, ia berharap kian banyak lagi hotel mendaftar untuk menjual paket isolasi.

Berat mengembalikan kepercayaan pelanggan

Krisnadi juga menyadari potensi risiko dari hotel-hotel yang dijadikan tempat isolasi OTG Covid-19. Salah satunya yang menurut dia paling berat adalah mengembalikan kepercayaan pelanggan.

"Mengembalikan (kepercayaan) bahwa hotel ini sudah bukan hotel OTG lagi ya, udah normal ya," kata Krisnadi.

"Dan ini sangat lama waktunyaBerapa lama? Satu bulan, dua bulan? Walahualam, karena ini baru pertama kali terjadi di dunia," jelasnya.

Lanjutnya, hal-hal mengenai membangkitkan kepercayaan pelanggan inilah yang harus dipelajari para pemilik hotel ke depannya.

Namun lebih dari itu, ia menegaskan bahwa seharusnya hotel yang sudah mendaftar atau mengajukan sebagai hotel isolasi, adalah mereka yang sudah siap secara mental dan berpikir panjang terhadap risiko-risiko yang akan ditanggung.

"Sudah siap, mereka mentally sudah siap menerima risiko-risiko itu tadi ketika sudah mendaftar," pungkasnya.

 

Ilustrasi Hotel dengan Protokol Kesehatan.Dok. Puskompublik Kemenparekraf Ilustrasi Hotel dengan Protokol Kesehatan.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Gumilar Ekalaya mengungkapkan, hingga hari Kamis (1/10/2020) baru ada tiga hotel yang mengajukan atau mendaftar pada program hotel isolasi terkendali.

Baca juga: Pemprov DKI Buka Peluang Hotel Sediakan Paket Isolasi OTG Covid-19

Menurutnya, jumlah ini terbilang sedikit lantaran pihak hotel masih banyak yang mempertimbangkan lebih jauh terkait masa depan hotel jika sudah menjadi hotel isolasi.

"Saat ini baru sedikit ya yang masuk. Baru ada tiga hotel yang masuk. Ya itu pun yang baru kita tinjau baru satu," kata Gumilar.

Ia juga enggan menyebutkan nama hotel-hotel yang sudah mengajukan ke Disparekraf untuk menjadi hotel isolasi.

Hal ini, kata dia, karena ada dugaan stigma dari para tamu bahwa hotel bersangkutan disebut sebagai hotel Covid.

"Karena kan ini udah dianggapnya oleh mereka (tamu reguler), ini hotel Covid. Kasihan mereka itu (hotel-hotel). Ditegur tamu-tamu regulernya. Maka dari itu kita belum bisa umumkan nama tiga hotel ini. Nanti begitu sudah ada MoU dengan pemerintah, kesiapannya sudah, baru kita kabarin," jelasnya kepada Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com