Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PHRI: Smart Traveler, Tantangan Pengusaha Hotel di Masa Pandemi

Kompas.com - 04/10/2020, 17:05 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan, para pengusaha hotel saat ini harus bersiap untuk menghadapi gempuran smart traveler di masa pandemi.

Menurut dia, smart traveler adalah suatu kondisi di mana wisatawan atau tamu hotel akan lebih banyak bertanya seputar kebersihan, kesehatan, dan kenyamanan sebelum menginap.

"Jadi, traveler itu nantinya akan jadi smart traveler. Mereka (tamu) akan memilih tempat mana yang memang meyakinkan untuk traveling di masa pandemi," kata Maulana dalam Webinar Bincang Santai: Amankah Untuk Berlibur Sekarang?, Kamis (1/10/2020).

Untuk itu, ia mengajak para pengusaha hotel di Indonesia agar mulai mempersiapkan menghadapi smart traveler.

Baca juga: Yuk, Coba Pengalaman Baru Jadi Responsible Traveler di 5 Destinasi Wisata Bali

Caranya, kata dia, pihak hotel harus memperlihatkan segala macam tentang protokol kesehatan yang sudah dilakukan.

"Hotel itu kalau zaman dulu mereka hanya memperlihatkan bagaimana fasilitasnya saja. Misalnya swimming pool dan lainnya. Itu yang selalu diekspos ke media dan selalu menjadi daya tarik traveler," ujar Maulana

Namun, sambung dia, sekarang ini terbalik. Selama pandemi, hotel berlomba-lomba untuk mengekspos apa saja protokol kesehatan yang mereka terapkan.

"Misalnya, cara mereka membersihkan kamar. Itu sudah umum sekali sejak era pandemi ini. Jadi membersihkan kamar, kamar itu didisinfektan dulu. Kemudian ada tanda social distancing dan sebagainya. Nah ini yang paling penting harus ada di sana," kata Sekjen PHRI.

ILUSTRASI - Kamar HotelShutterstock/Dragon Images ILUSTRASI - Kamar Hotel

Menurut dia, protokol kesehatan yang telah dilakukan di hotel membuat smart traveler mampu memilih destinasi wisata untuk berlibur.

Oleh karena itu, protokol kesehatan hotel juga akan bergantung pada destinasi wisatanya. Smart traveler, jelasnya, akan menghindari destinasi wisata yang tidak menerapkan protokol kesehatan.

"Misalkan kalau di Bali bisa dijamin, daerah lain seperti apa? Apakah komitmen juga seperti di Bali? Nah, itu kan yang jadi pertanyaan. Traveler itu akan melihat, kalau destinasi tidak menerapkan protokol tentu tidak akan menjadi pilihan," ujar Maulana.

Baca juga: Tips Pilih Penginapan saat Pandemi, Perhatikan 7 Penerapan Protokol Kesehatan Ini

Selain itu, ia meyakini bahwa smart traveler menjadi perubahan tren berwisata yang harus dihadapi pihak hotel maupun sektor pariwisata lainnya.

Alasannya adalah tidak ada wisatawan atau tamu hotel yang ingin sakit pada saat seperti ini.

Menurut Maulana, semua hotel saat ini sudah menerapkan protokol kesehatan, salah satunya mengecek suhu tubuh tamu sebelum masuk ke lobi.

"Traveling di masa normal, wisatawan membuat travel plan. Begitu kita mau berangkat, agak kurang sehat sedikit, kita tetap bisa berangkat. Kalau sekarang sudah tidak bisa berangkat. Nah ini juga harus benar-benar dipahami," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com