Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Rumah Batik Lasem Lestarikan Batik Tiga Negeri, Siapa Saja?

Kompas.com - 05/10/2020, 22:18 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah daerah di pesisir utara Jawa bernama Lasem mendapat julukan “Kota Batik” karena terkenal dengan produksi batik tiga negeri yang terbilang rumit, tetapi indah.

Ketua Yayasan Kesengsem Lasem Gilang Surya menuturkan, Koran Keng Po pada 1934 sempat memberitakan batik Lasem terkait pergerakan di masa itu.

“Koran itu menceritakan kejayaan batik Lasem. Ada juga artikel tentang perkumpulan perusahaan batik Lasem pada 1930 yang berperan dalam pergerakan nasional,” ungkap Gilang.

Hal ini dikatakan dalam tur virtual “Kisah Batik Tiga Negeri Lasem: Merayakan Hari Batik Nasional dengan Menjelajah Lasem secara Virtual”, Jumat (2/10/2020).

Baca juga: Mengenal Batik Tiga Negeri, Benarkah Diwarnai di Tiga Kota?

Batik Lasem, juga disebut dengan batik tiga negeri, merupakan batik yang diciptakan oleh pengusaha batik peranakan Tionghoa.

Adanya batik tiga negeri di Lasem, kata Gilang, erat dengan legenda Bi Nang Un dan Na Lini yang menetap di sana.

Keduanya merupakan pasangan suami istri yang merupakan anggota ekspedisi Laksamana Cheng Ho pada 1405 – 1433.

Melansir situs resmi Kesengsem Lasem, pasangan suami istri itulah yang memperkenalkan teknik membatik pada abad ke-15 di Lasem.

Baca juga: Lasem, Tiongkok Kecil Penghasil Batik Tiga Negeri

Masih eksis hingga kini

Meskipun jumlah pembatik yang menghasilkan batik tiga negeri di Lasem kini hanya menjadi 2.500 dari 4.300 pada 1896, tetapi batik tersebut masih eksis hingga kini.

Sejumlah rumah batik di Lasem pun masih melestarikan batik tiga negeri. Beberapa di antaranya adalah Rumah Batik Maranatha Ong’s Art, Rumah Batik Lumintu, dan Rumah Batik Kidang Mas.

Rumah Batik Maranatha Ong’s Art

Pemilik Rumah Batik Maranatha Ong’s Art Renny Priscilla mengungkapkan, rumah batiknya sudah berdiri lima generasi.

"Kami masih gunakan cara tradisional dari cara pemberlakuan kain, warna, atau motif. Pemberlakuan kain gunakan cara mordan,” kata  dalam kesempatan yang sama.

Baca juga: Kapan Waktu Terbaik Berlibur ke Lasem?

Adapun, teknik mordan atau mordanting merupakan proses pencampuran air dengan beberapa zat untuk mencerahkan kain dan memudahkan warna terikat pada kain.

Renny menuturkan, proses mordanting dilakukan selama 30 hari sebelum kain dibatik. Kain yang melalui tahap mordanting dapat dilihat dari warnanya yang semakin cerah beberapa tahun kemudian.

“Mordan berguna untuk merapatkan sari-sari kain,” tutur Renny.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com