Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Akhir Tahun, Industri Penerbangan Akan Gencarkan Kampanye Keselamatan dan Kesehatan

Kompas.com - 06/10/2020, 10:10 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) Denon Prawiraatmadja mengatakan, industri penerbangan akan menggencarkan kampanye keselamatan dan kesehatan menjelang liburan akhir tahun.

"Menjelang liburan akhir tahun yang biasanya peak season, kami akan terus menggencarkan sosialisasi keselamatan dan kesehatan penerbangan kepada masyarakat," kata dia dalam webinar Bincang Santai: Amankah Untuk Berlibur Sekarang?, Kamis (1/10/2020).

Menurut Denon, sektor penerbangan bersama semua pemangku kepentingan sektor pariwisata dalam beberapa bulan ke depan akan fokus terhadap hal tersebut.

Baca juga: INACA: Kerugian Maskapai Penerbangan Selama Corona Capai 812 Juta Dollar AS

Ia melanjutkan, industri penerbangan merupakan salah satu sektor pariwisata yang juga ikut membangkitkan perekonomian nasional.

"Agar masyarakat mendapatkan informasi yang jelas tentang aturan dan apa upaya pemerintah dalam kembali menggerakkan masyarakat untuk percaya menggunakan air transport sebagai salah satu kegiatan yang mendukung perekonomian di Indonesia," ujar dia.

Tahun yang berat bagi industri penerbangan

Selain menggencarkan kampanye keselamatan dan kesehatan jelang akhir tahun, Denon juga menjelaskan bagaimana kondisi penerbangan nasional selama masa pandemi.

Mulai dari kuartal pertama atau semester pertama 2020, kata dia, merupakan tahun yang berat bagi industri penerbangan dan semua sektor industri.

Baca juga: Singapore Airlines Akan Buat Penerbangan Tanpa Tujuan Selama 3 Jam

"Semester pertama di tahun 2020, mungkin ini bukan hanya tahun yang berat bagi industri penerbangan saja. Hampir di semua sektor industri, kita mengalami pukulan yang cukup berat," ujar Denon.

Industri penerbangan sendiri mengalami anjloknya jumlah penumpang di semester pertama 2020. Pada bulan Mei, jumlah pergerakan orang yang menggunakan pesawat hanya 50.000 penumpang.

"Pada saat itu kan melalui Peraturan Menteri Nomor 25, Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan mudik," kata Denon.

Sunset di Bandara Ngurah RaiShutterstock/I Gede Arya Wisnu Karsana Sunset di Bandara Ngurah Rai

Namun, kondisi tersebut mengalami sedikit napas segar pada Juni 2020. Ia mengatakan, setelah selesai Lebaran, ada harapan akan industri penerbangan kembali bergerak.

Itu karena pemerintah melihat masyarakat perlu bangkit kembali untuk terus melakukan kegiatan ekonomi, apalagi dengan Indonesia sebagai negara berbentuk kepulauan.

Baca juga: 5 Maskapai dengan Layanan Penerbangan Tanpa Tujuan, Jadi Obat Rindu Terbang

"Logistik dan kegiatan penerbangan ini, bukan hanya sekadar mendorong kegiatan sosial ekonomi, tapi pariwisata juga ditopang oleh kegiatan transportasi udara ini," ujar Denon.

Ada peningkatan pergerakan bulan Juli dan Agustus

Kemudian, pihaknya mengadakan sejumlah webinar untuk membangkitkan kepercayaan masyarakat agar mau menggunakan pesawat lagi untuk menggerakkan perekonomian dan pariwisata.

"Akhirnya kita melihat di bulan Juli dan Agustus ini mulai meningkat pergerakannya. Satu bulannya sekitar 2,5 juta penumpang," kata Denon.

Ia melanjutkan, dibanding Juni atau Mei yang hanya ratusan ribu penumpang, Juli dan Agustus ini jumlah pergerakannya sekitar 79.000 per bulan.

Namun, Denon mengakui bahwa pergerakan itu masih terbilang jauh dibanding dengan year on year tahun 2019, yaitu 8-9 juta orang per bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com