Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Coba Tur Virtual Wisata Budaya Sambil Belajar Tenun Ikat Sikka khas Maumere

Kompas.com - 10/10/2020, 19:07 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membuat orang terpaksa menunda kegiatan traveling secara langsung. Namun, orang masih bisa berwisata secara virtual, salah satunya virtual heritage.

Kegiatan virtual tur bisa menjadi obat rindu bagi kamu yang tak bisa ke mana-mana karena pandemi.

Ada banyak kegiatan virtual tur yang bisa kamu ikuti, salah satunya Virtual Heritage yang digagas Traval.co selama 26 September-25 Oktober 2020.

Sabtu (10/10/2020), virtual heritage akan mengangkat tema Lepo Lorun Tenun Ikat Sikka. Wisatawan akan diajak belajar seluk beluk tenun di Sikka, Kecamatan Maumere, Nusa Tenggara Timur.

Baca juga: Pesona Kain Tenun Ikat Tradisonal Sikka Menghipnotis Wisatawan

Virtual tur dipandu teman dari komunitas Lepo Lorun, sebuah komunitas penenun tradisional Maumere di Kabupaten Sikka, Flores.

Perwakilan Lepo Lorun Valentino Luis mengatakan bahwa pada tur virtual kali ini, wisatawan akan diajak mengenal seluk beluk, sejarah, dan riwayat tenun di Sikka.

"Tenun Sikka itu populer juga di samping Tenun Sumba. Jadi di sini apa yang akan kami paparkan itu cukup banyak," kata Valentino dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan Traval.co, Jumat (9/10/2020).

Pihaknya akan menguraikan tentang sejarah dan bagaimana tenun ikat itu hadir di wilayah kabupaten Sikka. 

Seorang anak bermain di antara kain tenun ikat di Pasar Alok, Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (31/7/2018). Di Pasar Alok, setiap Selasa mulai pukul 06.0013.00 Wita merupakan hari khusus bagi perajin seantero Kabupaten Sikka dan daerah lainnya untuk menjual kain tenun ikat hasil kerajinan tangan yang dibuat dengan mesin tenun tradisonal.ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR Seorang anak bermain di antara kain tenun ikat di Pasar Alok, Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (31/7/2018). Di Pasar Alok, setiap Selasa mulai pukul 06.0013.00 Wita merupakan hari khusus bagi perajin seantero Kabupaten Sikka dan daerah lainnya untuk menjual kain tenun ikat hasil kerajinan tangan yang dibuat dengan mesin tenun tradisonal.

Menurut paparannya, tenun ikat Sikka sudah hadir 1.600 tahun yang lalu. Bukti itu pun sudah diakui secara internasional.

Wisatawan akan mendapat pengetahuan tersebut pada sesi sejarah tenun ikat Sikka. Berikutnya, wisatawan juga akan ditunjukkan bagaimana klasifikasi tenun ikat Sikka.

"Jadi berdasarkan pemetaan wilayah. Karena kita di sini ada beberapa etnik yang berbeda-beda. Dan masing-masing sub etnik di Sikka itu punya karakter dan ciri khas tenun masing-masing," jelasnya.

Baca juga: Selalu hipnotis Turis, Kenali 5 Wilayah Indonesia Penghasil Kain Tenun

Selain itu, wisatawan virtual juga akan diinfokan bahwa tenun ikat Sikka itu mengalami revolusi yang terlihat dari motifnya.

"Ketika misalnya bangsa Eropa masuk, Portugis, Belanda, dan masuknya agama Katolik yang menyebar di Sikka, itu motif pun mengalami perubahan atau revolusi," sambung Valentino.

Wisatawan juga bisa melihat secara langsung bagaimana tenun hadir dan mengambil peran penting bagi kebudayaan juga nilai tenun bagi harkat dan martabat perempuan Sikka.

Baca juga: Berburu Aneka Motif Tenun Ikat Sikka di Kota Maumere

Hal tersebut karena sebagian besar para penenun, hingga pemain musik di Sikka adalah perempuan.

Tur virtual ini juga mengajak peserta menyaksikan secara langsung bagaimana proses tradisional pembuatan tenun ikat Sikka. Para perempuan Sikka akan menunjukkan satu per satu tahapan penciptaan sebuah lembar kain menurut tradisi aslinya.

Tertarik melihat dan belajar tradisi tenun ikat Sikka? Kamu bisa langsung menyaksikannya melalui channel Youtube Pesona Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com