Uniknya, hampir semua orang mendapatkan ikan. Meskipun dilakukan secara serempak di tempat yang sama.
Setiap warga yang mendapatkan ikan besar diarak dengan penuh riang oleh warga lain menuju pinggir kolam.
Mereka bergembira meskipun terik matahari terasa membakar kulit. Ikan hasil tangkapan disimpan di dalam tempat khusus yang disebut kaleku.
Setiap warga akan pulang apabila hasil tangkapannya sudah mencukupi, sesuai ketentuan adat Marapu.
Baca juga: Keunikan Tradisi Menangkap “Nyale” dan Pasola di Sumba Barat
Seorang tokoh spiritual (Rato Rummata) Budaya Marapu Kecamatan Lamboya, Talo Goro (70) menjelaskan, penangkapan ikan secara massal (Magowo) di Libu Watu hanya berlangsung sekali dalam satu tahun, yaitu pada Oktober.
Purnama pertama pada Oktober merupakan awal bulan suci dalam budaya Marapu di Lamboya.
Para rato (ketua adat) berkewenangan menentukan waktu pelaksanaan magowo. Ada pun warga yang terlibat di dalam kegiatan itu adalah gabungan dari delapan suku besar di Kecamatan Lamboya.
Delapan suku tersebut adalah Anamalangta, Ubbu Teda, Marapati, Kabba, Ubbu Maleha, Welowa, Kadengara, dan Wehola.
Camat Lamboya Daud Eda Bora mengatakan, ritual unik tersebut belum diketahui oleh orang-orang di luar Pulau Sumba. Ia berharap, ritual itu akan menjadi wisata budaya pada waktu mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.