Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uniknya Magowo Libu Watu, Ritual Tangkap Ikan di Sumba Barat

Kompas.com - 15/10/2020, 11:49 WIB
Kontributor Sumba, Ignasius Sara,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

WELIBO, KOMPAS.com - Tiga orang laki-laki paruh baya tampak berbaris menyamping di atas salah satu batu berukuran besar di pinggir Kolam Libu Watu.

Mereka tampak melemparkan irisan daging buah kelapa yang berbentuk dadu ke dalam kolam.

Libu Watu berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Welibo, Desa Welibo, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca juga: Indahnya Pasir Putih Pantai Mananga Aba di Sumba Barat Daya

Daging kelapa tersebut merupakan umpanan untuk ikan dalam kepercayaan adat Marapu di Kecamatan Lamboya.

Setelah itu, ketiga orang tersebut  menebarkan jala secara berurutan ke dalam air kolam. Hal itu sebagai ritus pembukaan upacara penangkapan ikan secara massal di Libu Watu.

Sementara ratusan warga lain tampak berjejer di kolam sepanjang kurang lebih 200 meter itu.

Sebagian besar warga bersiaga sambil memegang alat penangkap ikan tradisional. Laki-laki memegang jala dan wanita menenteng auta.

Auta merupakan jala yang memiliki pegangan berbentuk bulat. Pegangan itu terbuat dari bahan rotan dan kayu.

Baca juga: Menikmati Sunset dari Hotel Mario di Sumba Barat Daya

Mereka langsung menebarkan jala dan auta secara serempak setelah ritus pembukaan.

Ada juga warga yang tidak memiliki alat penangkap ikan. Mereka menangkap ikan dengan cara hajame (meraba-raba).

Sementara yang lain menceburkan diri untuk hajame. Jala yang ditebarkan secara serempak itu menjadi tontonan menarik. Semua warga menjukkan kebolehan untuk menangkap ikan.

Seorang warga memperlihatkan ikan hasil tangkapannya di ritual Magowo Libu Watu.KOMPAS.com/IGNASIUS SARA Seorang warga memperlihatkan ikan hasil tangkapannya di ritual Magowo Libu Watu.
Uniknya, hampir semua orang mendapatkan ikan. Meskipun dilakukan secara serempak di tempat yang sama.

Setiap warga yang mendapatkan ikan besar diarak dengan penuh riang oleh warga lain menuju pinggir kolam.

Mereka bergembira meskipun terik matahari terasa membakar kulit. Ikan hasil tangkapan disimpan di dalam tempat khusus yang disebut kaleku.

Setiap warga akan pulang apabila hasil tangkapannya sudah mencukupi, sesuai ketentuan adat Marapu.

Baca juga: Keunikan Tradisi Menangkap “Nyale” dan Pasola di Sumba Barat

Seorang tokoh spiritual (Rato Rummata) Budaya Marapu Kecamatan Lamboya, Talo Goro (70) menjelaskan, penangkapan ikan secara massal (Magowo) di Libu Watu hanya berlangsung sekali dalam satu tahun, yaitu pada Oktober.

Purnama pertama pada Oktober merupakan awal bulan suci dalam budaya Marapu di Lamboya.

Para rato (ketua adat) berkewenangan menentukan waktu pelaksanaan magowo. Ada pun warga yang terlibat di dalam kegiatan itu adalah gabungan dari delapan suku besar di Kecamatan Lamboya.

Delapan suku tersebut adalah Anamalangta, Ubbu Teda, Marapati, Kabba, Ubbu Maleha, Welowa, Kadengara, dan Wehola.

Camat Lamboya Daud Eda Bora mengatakan, ritual unik tersebut belum diketahui oleh orang-orang di luar Pulau Sumba. Ia berharap, ritual itu akan menjadi wisata budaya pada waktu mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com