Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/10/2020, 11:01 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

"Jadi bukan nilai seninya, tapi nilai budaya yang paling utama," ujar Jonathan.

Kemudian, motif-motif pada periode tersebut pun juga berbeda dengan periode berikutnya.

Pada kala itu, masyarakat Sumba menggunakan motif binatang dan motif yang menggambarkan karakteristik orang Sumba pada desain tenun ikatnya.

Ada alasan tersendiri mengapa motif-motif itu yang digunakan. Alasannya, karena masyarakat Sumba menenun untuk menggambarkan karakteristik kebudayaan pada periode tersebut.

Baca juga: Uniknya Magowo Libu Watu, Ritual Tangkap Ikan di Sumba Barat

Contohnya adalah tenun Hinggi Kombu. Hinggi sendiri berasal dari bahasa Sumba yang berarti selembar kain, dan Kombu artinya warna merah.

"Tenun ini berasal dari Sumba Timur bagian Kanatang, ditenun oleh keluarga bangsawan, dan diperuntukkan untuk ritual-ritual keagamaan," ujar dia.

2. Tenun untuk menggambarkan status sosial masyarakat Sumba

Alasan berikutnya mengapa orang Sumba menenun yaitu untuk menggambarkan status sosialnya.

Jadi, sambung Jonathan, orang Sumba menenun tidak hanya untuk persembahan kepada Tuhan, melainkan juga menggambarkan status sosial dan keperluan acara adat.

Penyewaan tenun ikat Sumba di Bukit Wairinding, Waingapu, Sumba Timur, Kamis (11/07/2019).  Bukit Wairinding menjadi Salah satu daya tarik destinasi wisata di Sumba Timur.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Penyewaan tenun ikat Sumba di Bukit Wairinding, Waingapu, Sumba Timur, Kamis (11/07/2019). Bukit Wairinding menjadi Salah satu daya tarik destinasi wisata di Sumba Timur.

Masyarakat Sumba pada tahun 1900an mengalami pergeseran nilai tenun yang ditandai pula dengan motif berbeda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Harga Tiket Pesawat di NTT Meroket, Kupang-Ruteng Capai Rp 1,9 Juta

Harga Tiket Pesawat di NTT Meroket, Kupang-Ruteng Capai Rp 1,9 Juta

Travel Update
Harga Wahana Wisata di Pantai Senggigi Lombok

Harga Wahana Wisata di Pantai Senggigi Lombok

Travel Update
Festival Golo Curu di Ruteng NTT, Sajikan Keindahan dan Keunikan Budaya Manggarai

Festival Golo Curu di Ruteng NTT, Sajikan Keindahan dan Keunikan Budaya Manggarai

Travel Update
Selain Bali, 4 Kota di Dunia Ini Juga Akan Terapkan Pajak Turis

Selain Bali, 4 Kota di Dunia Ini Juga Akan Terapkan Pajak Turis

Travel Update
Lokasi Monumen Soerjo, Tepat di Samping Jalan Utama Solo-Ngawi

Lokasi Monumen Soerjo, Tepat di Samping Jalan Utama Solo-Ngawi

Travel Tips
Hotel Penuh Jelang MotoGP Mandalika 2023, Wisatawan Bisa Manfaatkan Homestay

Hotel Penuh Jelang MotoGP Mandalika 2023, Wisatawan Bisa Manfaatkan Homestay

Travel Update
Pameran Pembangunan Terbesar Tahunan di Kulon Progo Digelar 13-28 Oktober 2023

Pameran Pembangunan Terbesar Tahunan di Kulon Progo Digelar 13-28 Oktober 2023

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Rute Halim-Padalarang-Tegalluar PP

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Rute Halim-Padalarang-Tegalluar PP

Travel Update
Face Recognition di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Berlaku Hari Ini

Face Recognition di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Berlaku Hari Ini

Travel Update
Cara Naik Kereta Cepat Whoosh, Gratis sampai 7 Oktober 2023

Cara Naik Kereta Cepat Whoosh, Gratis sampai 7 Oktober 2023

Travel Tips
Batik Banyak Dikenakan Tokoh Dunia, Diharapkan Bisa Tingkatkan Ekspor

Batik Banyak Dikenakan Tokoh Dunia, Diharapkan Bisa Tingkatkan Ekspor

Travel Update
Ekspor Batik Belum Signifikan, Menparekraf Dorong Peningkatan 30 Persen

Ekspor Batik Belum Signifikan, Menparekraf Dorong Peningkatan 30 Persen

Travel Update
Rumah Batik Palbatu di Tebet: Lokasi, Jam Buka, dan Tarif Workshop

Rumah Batik Palbatu di Tebet: Lokasi, Jam Buka, dan Tarif Workshop

Travel Tips
5 Tips Berkunjung ke Museum Tekstil di Jakarta, Datang Lebih Awal

5 Tips Berkunjung ke Museum Tekstil di Jakarta, Datang Lebih Awal

Travel Tips
India Bakal Larang Pilot Pakai Parfum?

India Bakal Larang Pilot Pakai Parfum?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com