KOMPAS.com - Tiga jalur resmi pendakian Gunung Gede Pangrango telah buka kembali mulai Rabu (21/10/2020) dengan protokol kesehatan di era adaptasi kebiasaan baru (AKB) atau new normal.
Pada pembukaan kali ini, kondisi cuaca sudah mulai memasuki musim hujan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diketahui calon pendaki sebelum berkunjung.
Meski terkadang dihindari, tetap saja ada pendaki yang berkunjung ke Gunung Gede Pangrango di musim hujan. Hal ini karena pemandangan indah yang tersaji saat musim hujan tak kalah dengan musim kemarau.
Baca juga: Pendakian Gunung Gede Pangrango Dibuka Lagi Mulai 21 Oktober 2020
Lalu, apa saja yang perlu diketahui para calon pendaki yang ingin naik Gunung Gede Pangrango di musim hujan? Simak panduannya berikut ini.
1. Terlindung oleh kanopi rapat hutan hujan tropis
Perlu diketahui bahwa Gunung Gede Pangrango memiliki kawasan yang sebagian besarnya tertutup hutan hujan tropis.
Suasana lembab pun tercipta karena kanopi hutan hujan tropis itu begitu berpadu dengan cuaca basah dan sejuk pada musim hujan.
Selain itu, rimba yang masih asri menjadi makanan pokok pendaki ketika naik gunung yang berlokasi di tiga kabupaten, yaitu Bogor, Cianjur dan Sukabumi ini.
Baca juga: Simak, Cara Menuju Gunung Gede Pangrango dari Jakarta
Kanopi tersebut dapat memberi perlindungan lebih pada tenda-tenda pendaki dari serangan angin kencang dan hujan deras.
Kanopi itu ada di tiga jalur resmi pendakian menuju puncak gunung, yakni Cibodas, Gunung Putri, dan Selabintana.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.