Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tips Mendaki Gunung Saat Musim Hujan, Bawa Pakaian Lebih Banyak

Kompas.com - 23/10/2020, 07:30 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Mendaki gunung bisa dilakukan kapan saja. Namun, kondisi medan di gunung akan berubah seiring musim berjalan.

Musim hujan yang terjadi sekitar November sampai pertengahan Mei kerap berisiko bagi para pendaki. Jalanan bertekstur tanah di gunung menjadi licin pada musim hujan.

Hal tersebut yang bisa saja menimbulkan pendaki terpeleset atau terjatuh. Hujan yang tak bisa diprediksi waktunya pun juga menjadi tantangan berikutnya.

Ada pula kabut tebal yang kerap menghiasi perjalanan pendakian pada musim hujan. Jarak pandang pun menjadi terbatas dan bisa membuat pendaki tersesat.

Namun, pendakian saat musim hujan masih bisa dilakukan apabila pendaki memahami beberapa hal sebelum terjun ke lapangan.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) Rahman Mukhlis mengatakan, ada lima tips yang perlu diperhatikan para pendaki ketika akan naik gunung saat musim hujan.

"Pertama, pastikan kondisi tubuh sehat dan bugar dulu. Lalu bawa pakaian ganti lebih banyak dari biasanya itu perlu," kata Rahman saat dihubungi Kompas.com, Kamis (22/10/2020).

Baca juga: 4 Kemampuan Wajib Pendaki Gunung, Salah Satunya Kemanusiaan

Kawasan Dataran Tinggi Dieng dilihat dari Gunung Prau.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Kawasan Dataran Tinggi Dieng dilihat dari Gunung Prau.

1. Pastikan kondisi tubuh sehat dan bugar

Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah memastikan kondisi tubuh sehat dan bugar. Pendaki harus lebih ekstra memerhatikan kondisi tubuh sebelum pendakian.

Kondisi tubuhmu harus prima untuk melakukan pendakian pada musim hujan. Hal ini karena pada musim hujan, orang cenderung rawan terkena penyakit.

Adanya peralihan musim dari kemarau ke hujan di Indonesia memang sering menimbulkan orang terkena flu, batuk, demam dan lain sebagainya.

Hal itu biasa terjadi ketika kamu di rumah. Terlebih apabila mendaki gunung. Suhu udara dingin di gunung ditambah musim hujan akan berisiko membuatmu terserang penyakit.

Kamu bisa juga mengalami kedinginan yang tidak seperti biasanya ketika mendaki pada musim kemarau.

 

KEINDAHAN ALAM INDONESIA - Lanskap Ranu Kumbolo di Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (20/9/2019). Ranu Kumbolo menjadi sumber mata air bagi pendaki yang akan naik ke puncak Gunung Semeru.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO KEINDAHAN ALAM INDONESIA - Lanskap Ranu Kumbolo di Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (20/9/2019). Ranu Kumbolo menjadi sumber mata air bagi pendaki yang akan naik ke puncak Gunung Semeru.

2. Pelajari kondisi terkini destinasi wisata gunung

Setelah memastikan kondisimu sehat dan bugar, hal yang perlu dilakukan adalah mempelajari kondisi terkini destinasi wisata gunung.

Ketahui informasi terkini dari gunung yang akan kamu kunjungi. Jelas Rahman, ada banyak yang harus dipelajari mulai dari regulasi, kondisi alam khususnya karakteristik cuaca.

"Buat perencanaan dan langkah antisipatif terkait keselamatan diri," terangnya.

Baca juga: Naik Gunung Prau Bisa Lihat Gunung Sindoro dan Sumbing, Coba Lewat Igirmranak

Kamu juga bisa memilih gunung yang lebih tepat untuk dikunjungi. Misalnya, tidak mendaki gunung yang medan pendakiannya sulit karena saat hujan.

Pilih juga gunung yang waktu tempuhnya sampai puncak dan perjalanan turun singkat. Hal ini penting untuk menghindari cuaca buruk.

3. Bawa pakaian ganti lebih banyak dari biasanya

Tips ketiga adalah menyiapkan pakaian ganti lebih banyak. Jika mendaki gunung pada musim kemarau, kamu bisa membawa pakaian ganti yang cukup.

Namun, kondisi ini akan berbeda ketika musim hujan. Kamu disarankan membawa pakaian berlebih.

Hal tersebut karena hujan akan turun dengan intensitas lebih tinggi dari biasanya pada saat musim hujan. Selain itu, waktu turun hujan juga tak bisa diprediksi.

Untuk itu, mengantisipasi dengan membawa pakaian lebih banyak akan membantumu agar terhindar dari kedinginan ketika hujan turun.

Saat hujan reda, kamu bisa segera mengganti pakaian yang sudah basah dengan pakaian yang kamu bawa. Jika hujan turun lagi, kamu masih ada persediaan pakaian yang lebih banyak.

 

Pemandangan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing terlihat dari Gunung Prau via Igirmranak, Wonosobo.Dokumentasi Adi Permana Pemandangan Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing terlihat dari Gunung Prau via Igirmranak, Wonosobo.

4. Gunakan jas hujan saat mendaki

Jika pendakian pada musim kemarau kamu hanya mengenakan jaket gunung dan pakaian berlapis, hal tersebut sebaiknya tidak dilakukan pada musim hujan.

Musim hujan, terang Rahman, pendaki sebaiknya menggunakan raincoat atau jas hujan selama pendakian.

Baca juga: Resep Minuman Rempah Campur Kurma, Bikin Hangat Saat Musim Hujan

Hal tersebut agar lebih ringkas ketika hujan deras turun tiba-tiba saat pendakian. Kamu tidak perlu lagi mengambil jas hujan di dalam tas lalu mengenakannya.

5. Terus bergerak secara konstan saat mendaki

Jika turun hujan, apa yang akan kamu lakukan? Jelas Rahman, pendaki sebaiknya terus bergerak secara konstan saat mendaki dalam kondisi turun hujan.

Selain itu, pendaki juga harus menghindari berhenti terlalu lama saat kondisi basah. Tubuh harus tetap berada dalam kondisi bergerak agar suhu tubuh tetap stabil.

Jika berhenti terlalu lama dalam kondisi tubuh basah, tubuhmu akan turun suhunya dan dapat menyebabkan kedinginan hingga hipotermia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com