Oleh karena itu, pasar yang besar ditambah dengan frekuensi yang tinggi merupakan hal yang luar biasa.
Pengeluaran besar wisnus bantu pariwisata Indonesia
Alasan ketiga adalah pengeluaran besar oleh wisatawan nusantara dapat membantu pariwisata Indonesia.
Pitana menyoroti juga soal biaya yang dikeluarkan wisnus selama berwisata di dalam negeri. Misalnya dalam hal menginap, kata dia, mereka kini tidak lagi tinggal dalam satu kamar diisi lebih dari lima orang.
Baca juga: Sekjen PHRI: Smart Traveler, Tantangan Pengusaha Hotel di Masa Pandemi
"Mereka sudah naik kelas sekarang, sehingga data tahun 2019 pengeluaran wisnus itu rata-rata mencapai Rp 800.000 per hari," kata dia.
Tumbuhkan rasa cinta Tanah Air
Alasan berikutnya, pemberian diskon wisata juga mampu menimbulkan rasa cinta terhadap bangsa dan Tanah Air.
Menurut Pitana, kini banyak orang Indonesia yang mencintai destinasi wisatanya ketika berkunjung langsung.
"Dulu itu banyak yang skeptis dengan destinasi dalam negeri. Namun setelah dia datang, eh ternyata bagus dan masyarakatnya ramah," kata dia.
Berdasarkan penelitiannya, kegiatan perjalanan wisata selalu meningkatkan empati dan simpati bagi pelaku perjalanan terhadap orang lokal.
Begitupun sebaliknya, kata dia, orang lokal juga mempunyai kesempatan untuk berinteraksi dengan wisatawan yang didominasi dari kota.
Baca juga: Kemenparekraf Diminta Jelaskan Dana Hibah Rp 3,3 Triliun, Kenapa?
"Katakanlah di NTT. Orang Bali, orang Jakarta datang ke NTT. Orang NTT akhirnya punya kesempatan berinteraksi dengan orang Jakarta. Tumbuh wawasannya," ujar Pitana.
Hal ini pula yang ia sebut sebagai non economic benefits dari pariwisata.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa anggaran stimulus pariwisata sebesar Rp 1 triliun akan digelontorkan pada Desember 2020.
Baca juga: Pemerintah Akan Beri Diskon Wisata Rp 2,35 Juta Per Orang pada 2021, Ini Syaratnya
Ia menambahkan, penggelontoran stimulus akan dilakukan bersamaan dengan pendistribusian vaksin Covid-19.
Stimulus itu akan diberikan dalam bentuk diskon paket pariwisata sebesar 50 persen per Nomor Induk Kependudukan (NIK). Setiap orang akan mendapatkan Rp 2,35 juta per NIK.
"Maksimum diskon Rp 2,35 juta per NIK. Dengan hal ini, diharapkan terjadi multiplier effect sebanyak 4,58 kali sampai 5,85 kali atau senilai dengan Rp 9,34 triliun sampai Rp 11,93 triliun," ujar Luhut seperti dikutip dari keterangan resminya, Sabtu (26/9/2020).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.