Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keraton Yogyakarta Tiadakan Grebeg Maulud dan Sekaten 2020

Kompas.com - 25/10/2020, 16:04 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.comKeraton Yogyakarta tidak mengadakan Grebeg Maulud dan Sekaten guna menghindari klaster Covid-19 baru.

“Kedua upacara berpotensi mendatangkan massa. Sesuai anjuran pemerintah, sekarang ditiadakan,” kata Carik Tepas Museum Kraton Yogyakarta RA. Siti Amieroel N kepada Kompas.com, Sabtu (24/10/2020).

Meski tradisi menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW pada Kamis (29/10/2020) ditiadakan, sambung dia, prosesi tetap ada dengan dilakukan secara internal.

Baca juga: Sejarah, Peraturan Unik, dan Wisata Keraton Yogyakarta

Selain Grebeg Maulud dan Sekaten, ritual adat lain, seperti Miyos Gangsa dan Kondur Gangsa pun tidak dilakukan.

“Ada beberapa hal yang jadi peraturan di dalam keraton. Miyos Gangsa jatuh pada malam Jumat, jadi tidak diperkenankan membunyikan gamelan,” kata Amieroel.

Sama halnya dengan Miyos Gangsa, Kondur Gangsa pun tidak bisa dilakukan karena bertepatan pada malam Jumat.

Selanjutnya, parade prajurit yang biasa dilakukan pada akhir perayaan Sekaten, yakni Grebeg Maulud juga ditiadakan.

Miyos Gangsa dan Kondur Gangsa

Amieroel menambahkan, esensi Sekaten adalah syiar agama Islam yang dilakukan di masjid besar. Caranya adalah dengan “memiyoskan gangsa” atau mengeluarkan gamelan ke masjid tersebut.

“Supaya menarik perhatian orang-orang untuk datang ke masjid guna mendengarkan apa itu Islam, dan lain sebagainya. Menceritakan tentang riwayat Nabi Muhammad SAW,” imbuh dia.

Baca juga: Itinerary Weekend di Jogja, 1 Hari Sekitar Keraton Yogyakarta

Mengutip Antara, Senin (12/10/2020), Miyos Gangsa adalah proses keluarnya gamelan Sekaten, yakni Kyai Guntur Madu dan Kyai Nagawilaga dari Bangsal Ponconiti Keraton ke Masjid Gedhe Kauman.

Selanjutnya, penabuhan gamelan akan berlangsung sejak pagi hingga malam secara bergantian.

Prosesi itu tidak hanya untuk memeriahkan Maulid Nabi Muhammad SAW, tetapi juga merupakan tradisi Sekaten.

Sementara itu, prosesi mengembalikan gamelan ke dalam keraton dinamakan Kondur Gangsa.

Dilakukan secara terbatas

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com