Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Libur Panjang, Garut Siapkan Ambulans di Tempat Wisata

Kompas.com - 27/10/2020, 15:37 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut Budi Gun Gun mengatakan, pihaknya sudah melakukan sejumlah persiapan guna mengantisipasi kunjungan wisatawan selama libur panjang.

“Di libur panjang 2020, di setiap tempat wisata ada ambulans. Untuk evakuasi kalau ada hal yang tidak diinginkan,” kata dia kepada Kompas.com, Selasa (27/10/2020).

Budi menjelaskan, pihaknya sudah bekerja sama dengan puskesmas setempat untuk menyediakan satu ambulans di setiap tempat wisata, termasuk Pantai Santolo dan Pantai Rancabuaya.

Baca juga: Tempat Wisata Baru Garut, Wisata Alam Leuwi Daleum

Hari ini pihaknya juga sudah menyebarkan surat edaran ke setiap hotel, restoran, dan tempat wisata di Kabupaten Garut, Jawa Barat terkait protokol kesehatan.

“Seluruh hotel, restoran, dan tempat wisata wajib menerapkan protokol kesehatan untuk memberi kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan,” ujar Budi.

Guna memastikan para pelaku pariwisata taat dalam menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan yang telah ditentukan, mereka akan dipantau secara berkala.

Pantai Santolo GarutDOK. Disparbud Kab. Garut Pantai Santolo Garut

Jika kedapatan ada pelaku pariwisata yang abai terhadap protokol kesehatan, mereka akan diberi teguran secara keras.

“Kalau mereka bandel, akan ditutup sementara sebelum memenuhi protokol kesehatan. Kami akan ada tim pemantauan terkait protokol kesehatan,” ujar Budi.

Wisatawan yang sakit dilarang masuk Garut

Budi melanjutkan, pihaknya juga selalu menegakkan penerapan protokol kesehatan untuk menjaga agar Kabupaten Garut dapat dikunjungi wisatawan dengan aman.

Alhasil, dia mengimbau calon wisatawan yang akan berkunjung selama libur panjang untuk berada dalam kondisi sehat.

Baca juga: 6 Pesona Papandayan, Gunung Api Ramah Pendaki di Barat Daya Garut

“Kalau suhu tubuh tinggi, istirahat saja. Kalau ada gejala flu dan sebagainya, misal sedikit saja sakit, jangan ke Garut. Pastikan ke Garut saat fit,” kata Budi.

Kemudian, selama melakukan kegiatan wisata di Garut, seluruh wisatawan wajib mematuhi protokol kesehatan, menjaga ketertiban, keamanan, dan kebersihan.

Kolam terapi air panas dibangun di kawasan Kawah Papandayan, Garut, Jawa Barat, Kamis (29/6/2017). Pengunjung bisa menikmati terapi mandi air panas sambil melihat Kawah Papandayan.KOMPAS.COM/ARI MAULANA KARANG Kolam terapi air panas dibangun di kawasan Kawah Papandayan, Garut, Jawa Barat, Kamis (29/6/2017). Pengunjung bisa menikmati terapi mandi air panas sambil melihat Kawah Papandayan.

Terkait tempat wisata yang bakal dikunjungi oleh wisatawan, Budi memprediksi kawasan wisata di Kecamatan Cipanas akan digandrungi selama libur panjang.

“Kedua, wisata air danau seperti Candi Cangkuang dan Situ Bagendit. Ketiga, wisata gunung seperti Papandayan. Kemudian desa-desa wisata,” sambung dia.

Wisata pantai masih aman dilakukan

Sementara untuk wisata pantai, Budi mengungkapkan bahwa kunjungan ke sana saat ini turun drastis akibat isu tsunami 20 meter.

Kendati demikian, dia meyakinkan kepada calon wisatawan bahwa untuk saat ini berkunjung ke pantai-pantai di Garut masih aman dilakukan.

Baca juga: 3 Spot Foto Instagramable di Kawasan Candi Cangkuang Garut

“Ada Crisis Center. Sekarang masih aman untuk wisata pantai. Tapi harus perhatikan petugas-petugas kalau ada peringatan,” kata Budi.

Sebelumnya, para peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) menerbitkan hasil riset dalam jurnal Nature Scientific Report terkait adanya potensi tsunami 20 meter di selatan Pulau Jawa.

Pantai Rancabuaya GarutDOK. Disparbud Kab. Garut Pantai Rancabuaya Garut

Mengutip Kompas.com, Jumat (25/9/2020), dosen Teknis Geofisika ITB yang juga salah satu anggota tim peneliti Endra Gunawan mengatakan, riset dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi potensi bencana.

Selain itu, riset juga dilakukan sebagai upaya mitigasi yang dapat dipersiapkan. Meski terdapat potensi tsunami 20 meter, studi tidak memprediksi kapan gempa besar yang akan menyebabkan tsunami terjadi.

Baca juga: Santolo, Pantai Favorit di Garut

Dia menegaskan, sains atau peneliti manapun hingga saat ini tidak memiliki kemampuan memprediksi waktu terjadinya gempa bumi tersebut.

Menanggapi hal tersebut, berdasarkan informasi dari Kompas.com, Kamis (1/10/2020), Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) mulai menyiapkan manajemen krisis.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar Deddy Taufik mengatakan, setiap potensi bahaya perlu disikapi secara serius, meski masih potensi. Terlebih, kajian itu dibuat para ahli.

“Kami tentu akan membahas hal ini dengan pemerintah kabupaten kota termasuk para pelaku industrinya. Terutama mengenai manajemen krisis yang harus terus diaktifkan dengan baik, termasuk membentuk masyarakat yang juga sadar bencana,” kata Deddy, Rabu (30/9/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com