Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Virtual, 3 Museum Napak Tilas Sumpah Pemuda di Jakarta

Kompas.com - 29/10/2020, 10:25 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

Pada masa itu, para pemuda yang bersekolah di STOVIA tak hanya menuntut ilmu. Ira mengatakan bahwa mereka juga berpolitik.

Ira menerangkan, saat itu Belanda memiliki aturan untuk politik etis, dalam arti memberikan balas jasa untuk tempat yang dijajah.

Baca juga: Cara Berkunjung ke Museum Kebangkitan Nasional Selama Era New Normal

"Sebenarnya sekolah itu bagian dari politik etis. Waktu itu di sekolah ini, mahasiswanya walaupun dibiayai Belanda, mereka akhirnya berpolitik juga, maka didirikan itu Boedi Oetomo, Jong Java, Jong Sumatera dan lainnya yang akhirnya berikrar di peristiwa Sumpah Pemuda," katanya.

Pergerakan pemuda itu juga sempat tak disukai pemerintah Belanda. Beruntung, mereka dilindungi oleh Direktur STOVIA yaitu Hermanus Frederik Roll yang mendukung pergerakan pemuda.

Maka patutlah napak tilas Sumpah Pemuda diawali dari Museum Kebangkitan Nasional yang melahirkan pergerakan pemuda-pemuda STOVIA.

Pengunjung bisa melihat enam ruangan bertema masing-masing seperti ruang pameran, asrama, ruang kedokteran STOVIA, ruang perkenalan, ruang awal kesadaran, dan ruang pergerakan nasional.

Museum Sumpah Pemuda

Museum berikutnya adalah Museum Sumpah Pemuda. Seperti namanya, museum ini memang terkenal karena sebagai lokasi pembacaan ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

Lokasinya ada di Jalan Kramat Raya Nomor 106, Senen, Jakarta Pusat. Gedung ini awalnya adalah rumah milik Sie Kong Liang.

Lahirnya ikrar Sumpah Pemuda, kata Ira, berasal dari kongres pemuda kedua pada 27 dan 28 Oktober 1928.

Kongres Pemuda Kedua itulah yang mencetuskan deklarasi Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Perumusan naskah Sumpah Pemuda itu dibuat oleh Muhammad Yamin.

Museum ini identik juga dengan sosok W.R Soepratman, pencipta lagu Indonesia Raya. Jika kamu ingin melihat biola yang dimainkan W.R Soepratman pada ikrar Sumpah Pemuda 1928, bisa datang ke museum ini.

Museum Sumpah Pemuda, JakartaANTARA/Rivan Awal Lingga Museum Sumpah Pemuda, Jakarta

Baca juga: Kisah Biola WR Supratman di Museum Sumpah Pemuda

Dulunya, museum ini adalah rumah kos yang dihuni beberapa pemuda seperti salah satunya Muhammad Yamin.

"Jadi tuh ini kayak tempat nongkrong mereka. Ngontrak ramai-ramai terus mereka diskusi politik juga di sini. Dari situ, diadakan Kongres Pemuda pertama tahun 1926, baru dua tahun kemudian diadakan Kongres Pemuda Kedua itu di sini. Akhirnya melahirkan ikrar Sumpah Pemuda yang dirumuskan Muhammad Yamin," jelasnya.

Usai deklarasi itu, gedung sempat banyak berubah fungsi mulai dari kembali menjadi rumah tinggal, toko bunga, hotel hingga akhirnya resmi menjadi museum pada 1973.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com