Pengunjung bisa melihat enam ruangan bertema masing-masing seperti ruang pameran, asrama, ruang kedokteran STOVIA, ruang perkenalan, ruang awal kesadaran, dan ruang pergerakan nasional.
Museum berikutnya adalah Museum Sumpah Pemuda. Seperti namanya, museum ini memang terkenal karena sebagai lokasi pembacaan ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Lokasinya ada di Jalan Kramat Raya Nomor 106, Senen, Jakarta Pusat. Gedung ini awalnya adalah rumah milik Sie Kong Liang.
Lahirnya ikrar Sumpah Pemuda, kata Ira, berasal dari kongres pemuda kedua pada 27 dan 28 Oktober 1928.
Kongres Pemuda Kedua itulah yang mencetuskan deklarasi Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Perumusan naskah Sumpah Pemuda itu dibuat oleh Muhammad Yamin.
Museum ini identik juga dengan sosok W.R Soepratman, pencipta lagu Indonesia Raya. Jika kamu ingin melihat biola yang dimainkan W.R Soepratman pada ikrar Sumpah Pemuda 1928, bisa datang ke museum ini.
Baca juga: Kisah Biola WR Supratman di Museum Sumpah Pemuda
Dulunya, museum ini adalah rumah kos yang dihuni beberapa pemuda seperti salah satunya Muhammad Yamin.
"Jadi tuh ini kayak tempat nongkrong mereka. Ngontrak ramai-ramai terus mereka diskusi politik juga di sini. Dari situ, diadakan Kongres Pemuda pertama tahun 1926, baru dua tahun kemudian diadakan Kongres Pemuda Kedua itu di sini. Akhirnya melahirkan ikrar Sumpah Pemuda yang dirumuskan Muhammad Yamin," jelasnya.
Usai deklarasi itu, gedung sempat banyak berubah fungsi mulai dari kembali menjadi rumah tinggal, toko bunga, hotel hingga akhirnya resmi menjadi museum pada 1973.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.