Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agrowisata Disbun di Sumedang, Kebun Teh Instagramable di Kaki Gunung

Kompas.com - 31/10/2020, 12:19 WIB
Aam Aminullah,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Sumedang merupakan destinasi yang bisa jadi pilihan untuk dikunjungi saat libur.

Salah satu tempat wisata Sumedang yang menarik untuk disambangi adalah Kebun Teh Disbun. Wisata alam ini berada di kaki Gunung Cakrabuana, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado.

Selain masih jarang dikunjungi wisatawan, tempat wisata alam di Sumedang ini juga menawarkan keindahan alam yang eksotis.

Di lokasi seluas tiga hektare dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (Mdpl) ini, wisatawan bisa sepuasnya berswafoto di spot selfie yang ada.

Baca juga: Nangorak Camp Sumedang, Pilihan Berkemah di Camping Ground Perbukitan

Istimewanya, wisatawan juga tidak perlu mengeluarkan biaya, alias gratis untuk memasuki kawasan wisata di lahan milik Disbun Provinsi Jawa Barat ini.

Pasalnya, tempat wisata baru ini mulai dikembangkan oleh pemerintah Desa Sukajadi.

Salah seorang pengunjung asal Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Susilawati (36) mengatakan mengetahui wisata ini di Instagram.

"Di Instagram saya lihat banyak spot-spot seflie yang bagus. Seperti spot rumah-rumahan, di foto itu seperti rumah di atas awan, terus di spot bulan sabit," ujar Susilawati kepada Kompas.com di lokasi, Sabtu (24/10/2020).

Agrowisata Kebun Teh Disbun Jabar tawarkan panorama alam pengunungan yang masih perawan nan eksotis. AAM AMINULLAH/KOMPAS.comKOMPAS.COM/AAM AMINULLAH Agrowisata Kebun Teh Disbun Jabar tawarkan panorama alam pengunungan yang masih perawan nan eksotis. AAM AMINULLAH/KOMPAS.com

Susilawati mengaku takjub ketika sudah tiba di lokasi. Selain aksesnya cukup mudah dijangkau, ia juga puas dengan panorama alam eksotis pegunungan yang hijau.

"Pas sampai di sini makin takjub karena sepanjang mata memandang terhampar hijaunya pegunungan, udaranya juga sejuk. Enggak banyak pengunjung juga, jadi kita merasa lebih aman dari corona," tutur Susilawati.

Sementara itu, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan, agrowisata Kebun Teh Disbun Jabar ini potensial untuk dikembangkan.

Baca juga: Mengunjungi Curug Gorobog, Permata Tersembunyi di Sumedang

Selain karena aksesnya yang mudah dijangkau dan dekat dengan dua kabupaten tetangga--Garut dan Majalengka--alam pegunungan di kaki Gunung Cakrabuana ini juga masih belum banyak dijamah.

"Warga, di masa pandemi Covid-19 ini banyak mencari lokasi liburan pegunungan. Ini recomended sekali untuk mereka yang suka alam pegunungan. Apalagi alam di sini terlihat masih perawan dan eksotis," ujar Dony kepada Kompas.com di lokasi.

Dony menyebutkan, kebun teh Disbun Jabar ini dulunya merupakan kawasan perkebunan teh peninggalan Belanda.

"Selain bisa jadikan kawasan wisata, agrowisata, juga bisa dijadikan wisata edukasi bagi pelajar untuk mengenal berbagai jenis tanaman yang banyak tumbuh di sini," tutur Dony.

Agrowisata Kebun Teh Disbun Jabar tawarkan panorama alam pengunungan yang masih perawan nan eksotis. AAM AMINULLAH/KOMPAS.comKOMPAS.COM/AAM AMINULLAH Agrowisata Kebun Teh Disbun Jabar tawarkan panorama alam pengunungan yang masih perawan nan eksotis. AAM AMINULLAH/KOMPAS.com

Dony menuturkan, ke depan, untuk pengembangan kawasan ini, pihaknya meminta Pemerintah Desa Sukajadi untuk membuat surat permohonan agar kawasan ini bisa dikelola bersama.

Nantinya, kata Dony, surat permohonan tersebut akan disampaikan oleh Pemkab Sumedang kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Dengan demikian, keberadaan kawasan ini bisa memberikan nilai tambah lebih sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga di wilayah Desa Sukajadi.

"Karena baru ditata untuk kawasan agrowisata, sekarang ini pengunjung yang masuk ke lokasi tidak dipungut biaya, gratis. Ke depan, dengan dikelola oleh pemerintah desa, bisa ada tambahan PAD (Pendapatan Asli Daerah) melalui karcis masuk," tutur Dony.

Baca juga: Kuda Renggong, Kesenian Khas Sumedang

Dony berpesan, selain harus tetap mengutamakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, pengelolaan dan pengembangan kawasan ini nantinya jangan sampai merusak alam.

"Tetap jaga keasrian dan kelestarian alamnya, dan kepada pengunjung tetap mengedepankan protokol kesehatan," kata Dony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com