Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sulitnya Cari Hotel di Yogyakarta Saat Libur Panjang Oktober

Kompas.com - 03/11/2020, 22:10 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Momen libur panjang pada akhir Oktober 2020 dimanfaatkan oleh banyak masyarakat untuk liburan ke Yogyakarta sambil melepas penat.

Yoga Indra Purnama (24) asal Bandung menuturkan, dirinya sudah mencari-cari penginapan sejak Minggu (25/10/2020) namun hanya mendapatkan satu penginapan dengan tanggal menginap yang sebentar.

“Saya pilih salah satu hostel. Tapi cuma kebagian dua malam di sana karena full booked (hari ketiga),” katanya kepada Kompas.com, Selasa (3/11/2020).

Selama masa pencarian kamar hotel, Yoga mengulik sejumlah informasi dari beberapa hotel melalui aplikasi, Instagram, dan situs resmi.

Baca juga: Libur Panjang, Okupansi Hotel di Jawa Barat Naik hingga 55 Persen

Bahkan, dia juga sempat menelepon pihak hotel. Kendati demikian, Yoga hanya mendapatkan dua pilihan penginapan yang masih kosong dan harga yang terjangkau untuk tanggal yang diinginkan.

“Kesulitannya sih menyesuaikan kriteria dengan tanggal dan harga juga. Kebanyakan sudah pada penuh, ada yang kosong tapi tidak sesuai kriteria. Sesuai kriteria, tanggalnya cocok, harganya mahal banget,” ungkap Yoga.

Alhasil, Yoga memilih hostel yang menawarkan kamar seharga Rp 200.000 per malam per kamar berkapasitas dua orang.

Ilustrasi hotel.shutterstock.com/Pattier_Stock Ilustrasi hotel.

Meski begitu, dia hanya bisa bermalam di hostel pada Jumat (30/10/2020) dan Sabtu (31/10/2020). Sementara malam ketiga dihabiskan di rumah temannya sembari bersilaturahmi.

Selama menginap di hostel pada Yoga menuturkan bahwa dia mendapatkan fasilitas yang cukup lengkap dengan harga yang ditawarkan.

“Hostel nyaman, murah, ada kolam renang juga, dapat sarapan juga. AC, Wi-Fi, cuma kamar mandi di luar. Ada juga yang kamar mandi di dalam cuma harganya lupa,” tutur Yoga.

Kehabisan kamar

Senada dengan Yoga, Nabilla asal Jakarta menuturkan bahwa dirinya kesulitan dalam memesan kamar hotel lantaran penuh semua.

"Sulit banget cari hotel bintang berapa pun kosong. Cek hotel di beberapa online travel agent (OTA) semua kosong. Semua tipe kamar kosong, dari Twin Room sampai Excutive penuh semua,” kata Nabilla, Senin (2/11/2020).

"Sekalipun ada, harganya mahal. Harga kisaran di Rp 1,6 juta sampai Rp 2 juta. Memang nyari hotelnya yang nyaman,” lanjutnya.

Baca juga: Okupansi Hotel Bintang di Banyuwangi Diprediksi Naik Saat Libur Panjang

Namun, Nabilla yang berangkat ke Yogyakarta secara dadakan pada Rabu (28/10/2020) akhirnya mendapatkan kamar di sebuah hotel di Jalan Kaliurang.

Keberuntungannya didapat lantaran dia kenal dengan General Manager hotel tersebut yang mengatakan bahwa di propertinya masih ada satu kamar kosong tipe Twin Room.

Ilustrasi hotelDragonImages Ilustrasi hotel

Dengan harga lebih kurang Rp 1 juta per malam, Nabilla mendapatkan fasilitas yang memadai saat menginap di hotel bintang empat tersebut.

“Orang-orangnya sigap dengan protokol kesehatan. Layanannya oke banget walau minusnya sarapan buffet,” ungkap Nabilla.

Meski begitu, menurutnya pihak hotel sudah menata restoran sedemikian rupa sehingga para tamu tetap bisa menyantap hidangan dengan aman dan tetap menjaga jarak satu sama lain.

Kamar hotel yang tersedia tidak jelas

Tidak berbeda dengan Yoga dan Nabilla, Bagas Setiawan (23) asal Yogyakarta juga mengalami kesulitan saat ingin staycation pada Kamis (29/10/2020).

Bagas menceritakan, pada hari yang sama dia mencari kamar untuk menginap di daerah Prawirotaman. Namun, untuk mendapatkan kamar kosong dirasa sangat susah.

Baca juga: PHRI Bali: Okupansi Hotel Diharap Naik Selama Libur Panjang

“Soalnya sudah penuh semua. Coba pakai aplikasi lain juga. Terus akhirnya ketemu, udah mau transaksi, eh malah udah habis kamarnya,” ungkap Bagas.

Alhasil, Bagas pun tetap mencari hingga akhirnya mendapatkan kamar di sebuah hotel dengan kisaran harga Rp 350.000-an per malam dan langsung memesannya pada hari yang sama.

Berbeda dengan Yoga dan Nabilla yang menceritakan bahwa kamar-kamar di sejumlah hotel sudah penuh, Bagas mengatakan bahwa beberapa hotel justru masih memiliki kamar yang tersedia.

Ilustrasi hotelEugeneonline Ilustrasi hotel

“Gue incar hotel yang gue mau, di aplikasi sudah full. Tapi pas teman gue datengin hotelnya langsung, ternyata kamarnya masih ada yang kosong,” kata Bagas.

Di hotel tempatnya staycation pun situasinya sama. Saat diperiksa di aplikasi, hotel tersebut memiliki satu kamar kosong.

Namun saat Bagas tiba untuk check-in, ternyata hotel tersebut masih memiliki banyak kamar yang kosong.

Baca juga: Reservasi Hotel di DIY Diprediksi Capai 70 Persen Saat Libur Panjang

“Enggak tahu itu sengaja slot kamar di aplikasi online disediain beberapa aja atau gimana. Hotel kan pasang iklan di banyak aplikasi. Waktu itu di salah satu aplikasi masih sisa satu, di aplikasi lain kosong,” tuturnya.

Dengan harga yang didapat, Bagas mengatakan bahwa fasilitas yang ditawarkan cukup lengkap seperti kamar mandi di dalam kamar dan ada akses ke kolam renang meski sarapan tidak dapat.

Harga kamar yang mahal

Yoga mengatakan, beberapa penginapan di Yogyakarta menaikkan harga selama libur panjang pekan lalu.

"Kalau buat hostel dari Rp 150.000 - Rp 400.000-an. Hotel dari Rp 400.000 sampai jutaan juga ada sih. Homestay yang rumahan gitu dari Rp 800.000 - Rp 1,8 jutaan. Villa dari Rp 1 juta - Rp 3 jutaan," ujar Yoga.

Kendati demikian, menurutnya harga tersebut hanya memiliki selisih sekitar Rp 100.000 - Rp 300.000 dari harga normal.

Ilustrasi hotelSHUTTERSTOCK Ilustrasi hotel

Dia mengatakan, tingginya harga kamar yang ditawarkan merupakan hal yang wajar jika fasilitas yang tersedia dirasa memadai.

Sama halnya dengan Yoga, Nabilla menuturkan bahwa kamar yang dipesannya memiliki kisaran harga Rp 600.000 - Rp 700.000 per malam pada hari biasa.

"Naiknya tidak yang langsung banyak. Layanannya oke banget dengan harga segitu, masih wajar harganya," kata Nabilla.

Baca juga: Hotel Tugu Malang Tawarkan Paket Bersepeda Jalur Kota dan Perbukitan

Menurutnya, hotel-hotel yang menaikkan harga kamar selama libur panjang kemarin hanya mencari peluang lantaran industri perhotelan cukup terpuruk akibat pandemi Covid-19.

Bagas pun menuturkan hal yang sama dengan Nabilla. Naiknya harga hotel, terlebih pada saat pandemi, merupakan hal yang wajar.

"Kemarin mereka sepi. Libur panjang juga kesempatan. Naikin harga hotel wajar buat hidupin karyawan juga," ucap Bagas.

"Rata-rata kemarin pegawainya dipekerjakan lagi, sebelumnya kan ada yang dirumahkan. Kemarin dipekerjakan lagi libur panjang," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com