Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, Protokol Kesehatan Umrah Saat Pandemi Covid-19

Kompas.com - 05/11/2020, 18:16 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Jemaah umrah pertama dari Indonesia sudah berangkat pada Minggu (1/11/2020).

Kepala Bidang Umrah Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Zaky Anshary mengatakan, terdapat sejumlah protokol kesehatan yang wajib dipatuhi oleh para jemaah.

“Saudi Arabia sudah mengeluarkan aturan-aturan dan penerapan seperti apa. Dari perjalanan, waktu berangkat harus tes PCR. Semua jemaah umrah tes PCR tiga kali,” katanya kepada Kompas.com, Rabu (4/11/2020).

Baca juga: Saudia Berangkatkan 224 Jemaah Umrah dari Indonesia

Adapun, tes PCR pertama dilakukan saat berada di Jakarta, sedangkan tes PCR kedua dilakukan ketika sampai di Arab Saudi.

Berikut protokol kesehatan umrah saat pandemi Covid-19.

  • Wajib menggunakan masker

Selama berada di pesawat, Zaky mengatakan bahwa para jemaah wajib menggunakan masker jika tidak ingin ditegur oleh awak kabin.

Selanjutnya, mereka wajib mengisi dua dokumen seputar pernyataan kesehatan dan protokol kesehatan yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi dan lembaga terkait lainnya.

“Saat turun, proses cukup panjang. Tidak bisa langsung ke imigrasi, ini ada pos-pos. Pos pertama untuk pemeriksaan dokumen yang diisi di pesawat, pos kedua sama. Pos ketiga cek suhu tubuh, keempat cek dokumen tes PCR,” tutur Zaky.

Baca juga: Syarat Terbaru Umrah Saat Pandemi, Batas Usia 18-50 Tahun

Jemaah umrah perdana asal Indonesia tiba di hotel karantina di Mekkah, Arab Saudi, Minggu (1/11/2020).Dokumentasi Amphuri Jemaah umrah perdana asal Indonesia tiba di hotel karantina di Mekkah, Arab Saudi, Minggu (1/11/2020).

 

  • Ada tes PCR tiga kali

Sebelumnya, Zaky mengungkapkan bahwa para jemaah akan melalui tiga kali tes PCR dengan tes pertama dilakukan di Jakarta dan tes kedua di Arab Saudi.

Dia menuturkan, tes PCR kedua dilakukan pada hari kedua karantina tiga hari di hotel tempat para jemaah ditempatkan.

Baca juga: Setelah Umrah, Nikmati Sejuknya Pegunungan Al-Hada

“Nanti ada satu tempat khusus untuk tes PCR jemaah secara bergantian antre. Tapi untuk tes PCR kepulangan, mekanisme sampai sekarang belum jelas di mana dan bagaimana, bayar atau tidak,” ungkapnya.

Untuk tes PCR, Zaky mengatakan bahwa pemeriksaan dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Arab Saudi mulai pukul 18:00 waktu setempat.

Terkait tes PCR ketiga, meski masih belum ada informasi yang jelas, namun berdasarkan regulasi Zaky menuturkan bahwa tes dilakukan sebelum kembali ke Indonesia.

  • Karantina selama tiga hari

Setelah seluruh pemeriksaan dokumen selesai, jemaah akan diarahkan untuk mengambil barang bawaan yang nantinya akan disemprot cairan disinfektan oleh para petugas.

Kemudian, mereka akan naik bus yang sebelumnya dapat diisi oleh 48-50 jemaah namun kini dibatasi menjadi 20-22 jemaah saja.

“Dua kursi hanya untuk satu orang. Kemudian ke hotel tempat karantina, dikarantina selama tiga hari. Tidak boleh keluar hotel sama sekali, ke lobby terkadang bisa,” ujar Zaky.

Selama berada di hotel karantina, Zaky mengatakan bahwa para jemaah tidak bisa memasukkan makanan yang dipesan dari luar.

Tidak hanya itu, kamar hotel yang biasanya boleh diisi hingga empat orang kini hanya dibatasi menjadi maksimal dua orang.

Jemaah umrah asal Indonesia yang berangkat pada Minggu (1/11/2020).Dokumentasi Amphuri Jemaah umrah asal Indonesia yang berangkat pada Minggu (1/11/2020).

 

  • Kegiatan beribadah dibatasi

Setelah karantina usai, para jemaah bisa melakukan ibadah umrah pada hari ketiga. Namun, ibadaha tidak bisa dilakukan sepuasnya lantaran saat ini terdapat pembatasan.

“Kalau umrah bisa 2-3 kali, sekarang bisanya sekali hanya tiga jam dan juga harus daftar lewat aplikasi melalui perwakilan grup. Ini untuk mengatur kuota umrah per hari,” ungkap Zaky.

“Saat ini kuota 20.000 per hari dibagi dua, 10.000 untuk warga Arab Saudi dan ekspatriat sementara 10.000 untuk seluruh negara termasuk Indonesia. Infornya Indonesia dapat kuota 700-1.000 orang per hari,” lanjutnya.

Baca juga: New Normal Umrah, Seperti Apa Itu?

Selain ibadah umrah, kegiatan salat di masjid pun dibatasi dengan melakukan registrasi terlebih dahulu melalui aplikasi secara individual.

Zaky menuturkan, AMPHURI dan sejumlah asosiasi lain akan mengevaluasi umrah selama pandemi untuk menentukan apakah kegiatan tersebut direkomendasikan ke masyarakat Indonesia atau tidak.

“Evaluasi apakah masyarakat sebaiknya menunda dulu sampai kondisi lebih baik karena yang kita pertimbangkan adalah keamanan, kenyamanan, dan keselamatan” pungkas Zaky.

Sebelumnya, sebanyak 317 jemaah berangkat dari Indonesia sebagai peserta umrah perdana di tengah pandemi Covid-19 pada 1 November 2020.

Keberangkatan melalui Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta dengan pesawat Boeing 777-300 milik maskapai Saudia tersebut dilepas oleh Direktur Bina (Dirbina) Haji Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Arfi Hatim dan Pejebata Kemenag beserta Pejabat Kementerian Kesehatan dan BNPB.

Selain itu, Duta Besar Arab Saudi Esam A Abid Elthagafi juga turut hadir dalam melepas keberangkatan jemaah umrah perdana di masa Covid-19.

Para jemaah berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 10.45 WIB dan diperkirakan mendarat di Arab Saudi sekitar pukul 16.30 waktu setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com