Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Bisnis Diusulkan Jadi Fokus Utama Guna Pulihkan Industri Pariwisata

Kompas.com - 06/11/2020, 16:25 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Turis bisnis diusulkan menjadi fokus utama dalam rangka menaikkan permintaan guna memulihkan industri pariwisata.

Usul itu disampaikan Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran kala menjadi narasumber dalam sesi webinar “Strategi Pemulihan ‘Bounce Back Quickly’ Pariwisata di Masa Pandemi”, Rabu (3/11/2020).

“Kenapa pariwisata bisnis? Ini bisa menggerakkan semua ekosistemnya, termasuk ekonomi kreatif. Kalau leisure itu beda, tergantung dengan kemampuan traveler,” kata dia.

Baca juga: Hadapi “New Normal”, Kemenparekraf Harapkan Industri MICE Antisipasi Perubahan

Maulana melanjutkan, turis bisnis biasanya punya kemampuan yang lebih tinggi. Dari sana pasti akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat seni, sektor ekonomi kreatif, hingga sentra oleh-oleh. Sektor-sektor tersebut akan lebih hidup.

Oleh karena itu, pemerintah harus menciptakan pemicu dengan fokus kepada turis bisnis yang bersumber dari kegiatan-kegiatan yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Cara lainnya juga dengan memperbanyak kegiatan di hotel dan restoran yang dilakukan pemerintah. Diharapkan, upaya itu bisa jadi stimulus bagi pelaku usaha untuk tetap bertahan dan menghidupkan kegiatan ekonomi kreatif serta ekonomi masyarakat lainnya.

Ilustrasi turis bisnisShutterstock/Space_Cat Ilustrasi turis bisnis

Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) tourism, sport tourism and event, harus menjadi fokus program pemerintah pasca-pemulihan pariwisata, baik untuk wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus).

“Jadi, kami berharap kepada pemerintah bahwa pariwisata tidak hanya leisure saja, tetapi juga MICE tourism, sehingga terjadi pergerakan lagi. Sehingga stimulus pemerintah juga tidak memberatkan, bisa berkurang,” tutur Maulana.

Insentif wisatawan dan bubble tourism

Selanjutnya untuk meningkatkan permintaan, pemerintah juga bisa melakukan insentif wisatawan, sehingga bisa jadi pemicu untuk adanya pergerakan wisatawan di beberapa destinasi yang diharapkan akan meluas ke destinasi lainnya.

Terakhir adalah soal bubble tourism yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengembalikan pasar wisman. Hal ini bisa dilakukan secara khusus untuk daerah-daerah tertentu, salah satunya Bali.

Menurut Maulana, Bali punya suplai hotel yang cukup besar. Dari 100 persen okupansi hotel-hotel tersebut, sekitar 60 persennya berasal dari wisman.

Baca juga: Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dipastikan Dapat Insentif Pajak

“Jadi kalau kita kejar semuanya (dengan wisnus) itu enggak akan naik. Paling tinggi okupansinya 20-25 persen di Bali,” sambung dia.

Maulana memberikan contoh saat libur panjang akhir Oktober 2020. Saat itu, memang terjadi kenaikan okupansi hotal di Bali, tetapi tidak besar. Selain itu, sebagian besar karena tidak semua hotel sudah buka, sehingga supply-nya tentu saja sedikit.

“Kalau semua itu bisa gawat, lebih turun di bawah itu okupansinya,” imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com