Menurut Ferry, Yunani juga menyadari bahwa masalah pariwisata juga mencakup masalah ekonomi.
Oleh karena itu pemerintah Yunani memberikan bantuan berupa insentif untuk para pelaku usaha di industri pariwisata.
“Pertama mengurangi biaya sewa sebesar 40 persen sejak Agustus 2020. Mendukung pemberian program entrepreneurship fund ini yang juga dilakukan oleh Eropa,” tutur Ferry.
Tak itu saja, pemerintah Yunani juga mendukung pemberian likuiditas dan jaminan negara sebesar 80 persen nilai pinjaman bisnis kepada perbankan.
“Ini mungkin maksudnya agar mereka yang bergerak dalam bisnis bisa tetap mendapat dana,” lanjutnya.
Baca juga: Anafiotika, Desa Mirip Santorini di Tengah Kota Athena, Yunani
Ada pula pengurangan pajak penambahan nilai (PPN) dari 24 persen menjadi 13 persen untuk sektor layanan transportasi, paket wisata, penjualan kopi dan minuman non-alkohol, serta tiket bioskop. Pengurangan PPN ini berlaku dari tanggal 1-31 Juni 2020.
Menteri keuangan Yunani juga memberikan relaksasi aturan terkait kontrak pekerja. Baik terkait pembayaran kompensasi dan juga kontribusi jaminan sosial.
Insentif juga diberikan berupa tunjangan pengangguran bagi pekerja musiman di sektor pariwisata yang terdampak Covid-19 dan tidak bisa bekerja. Sekaligus ada pula pemberian subsidi kontribusi pada pekerja paruh waktu.
“Fasilitas penundaan hutang pajak Juni 2020 bagi perusahaan yang terpaksa berhenti beroperasi. Khususnya di sektor pariwisata, makanan, minuman, transportasi, budaya, dan olahraga,” jelas Ferry.
Tak terkecuali untuk real estate yang propertinya disewa oleh bisnis yang terdampak pandemi. Mereka bisa mengajukan penangguhan pembayaran pajak.