Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Pariwisata Yunani Bertahan Saat Pandemi Covid-19

Kompas.com - 07/11/2020, 19:29 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Dalam usaha memulihkan industri pariwisata, Yunani tetap memprioritaskan protokol kesehatan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Yunani di Athena Ferry Adamhar.

“Yunani concern sekali dengan masalah kesehatan. Bagaimana menghidupi industri wisata didasarkan pada epidemiologi,” kata Ferry dalam webinar Sharing Best Practices “Pemulihan Sektor Pariwisata di Negara Eropa Barat dan Selatan”, Jumat (6/11/2020).

Baca juga: Sulitnya Membuka Kembali Restoran di Yunani Saat Lockdown Berakhir, Seperti Apa?

Setiap kebijakan yang diambil Yunani harus mengacu pada pakar epidemiologi, serta protokol kesehatan yang sudah dirinci pada setiap sektor di industri pariwisata.

Mulai dari perhotelan, bus wisata, perusahaan jasa penyewaaan kendaraan, alat-alat angkut pariwisata, dan lain-lain.

Pemerintah setempat juga berusaha memastikan kasus Covid-19 yang terjadi di kawasan wisata bisa ditangani secara cepat dan tidak melebar.

 

Ilustrasi Yunani - Kafe di tengah Desa Megalochori.SHUTTERSTOCK / PHOTOGRAPHER253 Ilustrasi Yunani - Kafe di tengah Desa Megalochori.

Insentif untuk pelaku usaha

Menurut Ferry, Yunani juga menyadari bahwa masalah pariwisata juga mencakup masalah ekonomi.

Oleh karena itu pemerintah Yunani memberikan bantuan berupa insentif untuk para pelaku usaha di industri pariwisata.

“Pertama mengurangi biaya sewa sebesar 40 persen sejak Agustus 2020. Mendukung pemberian program entrepreneurship fund ini yang juga dilakukan oleh Eropa,” tutur Ferry.

Tak itu saja, pemerintah Yunani juga mendukung pemberian likuiditas dan jaminan negara sebesar 80 persen nilai pinjaman bisnis kepada perbankan.

“Ini mungkin maksudnya agar mereka yang bergerak dalam bisnis bisa tetap mendapat dana,” lanjutnya.

Baca juga: Anafiotika, Desa Mirip Santorini di Tengah Kota Athena, Yunani

Ada pula pengurangan pajak penambahan nilai (PPN) dari 24 persen menjadi 13 persen untuk sektor layanan transportasi, paket wisata, penjualan kopi dan minuman non-alkohol, serta tiket bioskop. Pengurangan PPN ini berlaku dari tanggal 1-31 Juni 2020.

Menteri keuangan Yunani juga memberikan relaksasi aturan terkait kontrak pekerja. Baik terkait pembayaran kompensasi dan juga kontribusi jaminan sosial.

Insentif juga diberikan berupa tunjangan pengangguran bagi pekerja musiman di sektor pariwisata yang terdampak Covid-19 dan tidak bisa bekerja. Sekaligus ada pula pemberian subsidi kontribusi pada pekerja paruh waktu.

“Fasilitas penundaan hutang pajak Juni 2020 bagi perusahaan yang terpaksa berhenti beroperasi. Khususnya di sektor pariwisata, makanan, minuman, transportasi, budaya, dan olahraga,” jelas Ferry.

Tak terkecuali untuk real estate yang propertinya disewa oleh bisnis yang terdampak pandemi. Mereka bisa mengajukan penangguhan pembayaran pajak.

 

Ilustrasi Yunani - Pantai Perivolos di Pulau Santorini.SHUTTERSTOCK / JANA KRIZOVA Ilustrasi Yunani - Pantai Perivolos di Pulau Santorini.

Voucher menginap di hotel

Khusus untuk hotel, pemerintah Yunani memberikan inisiatif berupa pembagian voucher menginap di hotel-hotel Yunani. Sekitar 125-250 ribu warga Yunani bisa mendapatkan voucher tersebut.

“Dalam rangka mendorong wisatawan domestik. Ini diharapkan untuk bisa terus generate flow dari usaha itu, dengan masuknya wisatawan domestik,” papar Ferry.

Baca juga: 5 Kuliner Lezat dari Yunani, Negeri Para Dewa

Pasalnya, industri hotel jadi salah satu yang paling terdampak. Menurut survei dari Hellenic Chamber of Hotels, pada musim panas 2020 hanya 60 persen hotel di Yunani yang bisa membuka bisnisnya.

Dari jumlah hotel yang dibuka tersebut rata-rata hanya mendapatkan okupansi sebesar 30 persen dan maksimal 50 persen pada Agustus 2020.

Ilustrasi Yunani - Sebuah rumah dengan cat warna-warni di Desa Megalochori.SHUTTERSTOCK / PHOTOGRAPHER253 Ilustrasi Yunani - Sebuah rumah dengan cat warna-warni di Desa Megalochori.

Gelombang kedua pandemi di Yunani

Yunani mengalami gelombang kedua pandemi Covid-19 sejak 2 November 2020. Saat itu jumlah kasusnya meningkat tajam mencapai 42.080 orang dengan korban meninggal mencapai 9.989 orang.

Salah satu hal yang dianggap jadi penyebab gelombang kedua adalah masuknya turis asing ke Yunani. Pemerintah Yunani memang sudah membuka pariwisata secara bertahap.

Sebelumnya pada 15 Juni 2020 menteri pariwisata Yunani telah mengizinkan wisatawan dari beberapa negara tertentu untuk masuk ke Yunani. Di antaranya seperti Australia, Jepang, Denmark, dan China. Selanjutnya, mereka membuka wisata untuk wisatawan domestik.

Baca juga: Ada Unsur Yunani Kuno di Relief Candi Pawon

Namun karena keadaan darurat ini, pemerintah Yunani akhirnya mengumumkan kebijakan baru terhitung 3 November 2020. Termasuk penerapan work from home sebanyak 50 persen dari total pegawai sektor publik maupun swasta.

Selanjutnya pemerintah mengumumkan kebijakan lockdown di seluruh Yunani mulai 7 November hingga akhir November 2020. Namun uniknya, kebijakan lockdown tersebut tidak berarti pemerintah menutup kedatangan wisatawan ke Yunani.

“Tapi lebih menekankan pada lockdown di masyarakat mereka dalam rangka mengantisipasi Covid-19 yang lagi meningkat ini,” pungkas Ferry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com