Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Jadi Peluang Desain Ulang Pariwisata Indonesia yang Berkelanjutan

Kompas.com - 08/11/2020, 09:15 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – CEO Traval.co Julius Bramanto mengatakan bahwa pandemi Covid-19 merupakan refleksi bagi pariwisata Indonesia untuk mulai memikirkan kemajuannya mendatang.

“Pandemi itu the great reset. Saat yang tepat untuk refleksi. Mulai pikirkan ke depan bagaimana pariwisata didesain ulang secara jangka panjang,” kata dia dalam konferensi pers virtual "Virtual Indonesia", Kamis (5/11/2020).

Julius melanjutkan, salah satu yang harus dipikirkan adalah pemberian dampak positif bagi masyarakat setempat untuk menyejahterakan mereka.

Adapun, salah satu langkah yang dapat dilakukan agar pariwisata dapat saling menguntungkan adalah adanya kolaborasi dengan masyarakat dan komunitas setempat.

Baca juga: Wisata di Tanjung Puting, Coba Rain Forest Trekking

“Kolaborasi untuk mengembangkan daerah dan mendorong kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan pendampingan dan pelatihan,” ujar Julius.

Salah satu pelaku wisata yang sudah bekerja sama dengan masyarakat dan komunitas lokal dalam pariwisata berkelanjutan adalah Sebumi.

Perwakilan Sebumi bernama Daymas Arangga mengatakan bahwa pihaknya kerap melakukan kunjungan ke tempat wisata, seperti Gunung Semeru, Gunung Rinjani, Taman Nasional Bali Barat, dan Tanjung Puting.

Kendati demikian, pihaknya tidak hanya melakukan kunjungan, melainkan turut menginisiasi sejumlah proyek, salah satunya adalah Zero Waste Journey.

Savana Propok di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, NTB.Instagram @gunungrinjani_nationalpark Savana Propok di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, NTB.

“Di Semeru ada Zero Waste Journey, pendakian minim sampah. Di situ juga kerja sama dengan Sahabat Voulnteer Semeru (Saver Semeru),” ujar Daymas dalam kesempatan yang sama.

Pihaknya juga bekerja sama dengan kelompok pembersihan lingkungan di Desa Ranu Pani, kaki Gunung Semeru dan masyarakat di sekitar Gunung Rinjani melalui program Rebuilt Rinjani.

Sejumlah materi pemberdayaan SDM dan pelestarian lingkungan yang telah dikumpulkan oleh Sebumi, tutur Daymas, akan dibagikan secara virtual melalui Virtual Indonesia.

“Yang paling sentimen ketika orang berkunjung ke Semeru dan Rinjani. Ketika lihat ada proyek sosial yang dilakukan, orang rela untuk donasi ke komunitas-komunitas dan masyarakat lokal,” imbuh dias.

Keuntungan milik masyarakat lokal

Sama halnya dengan Daymas, perwakilan dari Destinazones, yakni Ardi Kemara Pradipta juga menuturkan bahwa pihaknya memanfaatkan SDM lokal di Labuan Bajo.

Hal tersebut lantaran pihaknya memiliki tiga poin penting yang terdiri dari Planet, Profit, dan People. Untuk Profit dan People, pihaknya percaya bahwa keuntungan dari kegiatan wisata seharusnya dimiliki masyarakat lokal.

Baca juga: 3 Tempat Lihat Embun Es di Gunung Semeru dan Bromo

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com