Namun pembatasan ini ternyata berhasil. Jumlah kasus baru di Hong Kong telah turun jadi sekitar 12 per hari pada bulan Agustus, bahkan sempat mencapai angka 0 di beberapa hari.
Sementara itu di awal musim semi Singapura sempat kesulitan mengendalikan jumlah kasus yang meningkat. Dengan jumlah kasus per harinya bisa melewati angka 1000 pada April 2020.
Sebagian besar kasus terjadi di asrama padat penghuni untuk para pekerja migran yang berasal dari negara-negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara seperti Bangladesh dan India.
Otoritas kemudian melakukan lock down pada asrama tersebut, mengungsikan orang-orang yang terindeksi, lalu melakukan kebijakan lain seperti pengetesan massal.
Baca juga: Australia Akan Buka Perbatasan untuk Turis Asing, Ada Prioritas
Peningkatan ini butuh waktu berbulan-bulan untuk ditangani, menyoroti kondisi kehidupan pekerja migran yang buruk di hadapan khalayak global.
Namun kasusnya perlahan bisa turun pada musim panas. Pada Agustus 2020, jumlah kasus harian Singapura turun jadi sekitar 12 orang per harinya.
Dengan situasi yang stabil, Singapura mulai melonggarkan pembatasannya. Selain travel bubble dengan Hong Kong, mereka juga mulai setuju untuk membuka kembali perbatasan untuk perjalanan bisnis yang penting dengan Indonesia.
Tak itu saja, Singapura juga mulai membuka sebagian perbatasan darat mereka dengan Malaysia untuk perjalanan bisnis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.