Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Utara, Vidi Eka Kusuma mengakui saat ini pariwisata di sana turun di titik nol. Sebab, tidak ada wisatawan yang datang--baik domestik atau mancanegara.
Padahal, sebelum gempa maupun pandemi Covid-19, kunjungan wisatawan bisa mencapai 5.000 orang dalam sehari--terutama di tiga Gili.
"Bahkan kalau peak season atau musim puncak terutama di bulan Agustus sampai Desember bisa tembus 8.000 orang sampai 10.000 orang dengan nilai transaksi Rp 800 juta hingga mencapai Rp 60 miliar satu hari. Itu dulu sebelum gempa dan COVID-19," ungkapnya.
Baca juga: Gili Mantra Lombok Didominasi Turis Lokal dan Bali
Ia menjelaskan, selama ini sektor pariwisata menjadi penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD) KLU, totalnya bisa mencapai 80 persen.
Bahkan, PAD Provinsi NTB di sektor pariwisata 60-70 persen disumbangkan dari Lombok Utara.
"Akan tetapi sejak adanya bencana gempa bumi tahun 2018, tingkat kunjungan wisatawan menurun drastis, ditambah pandemi Covid-19 semakin anjlok," ucapnya.
Baca juga: Wisata ke Gili Trawangan, Bisa Apa Saja?
Karena itu, kata Vidi, melalui kegiatan "Pekenan Dayan Gunung" pemerintah daerah bersama pelaku pariwisata mencoba meningkatkan animo wisatawan untuk datang kembali ke Lombok Utara.
Vidi menegaskan, pihaknya tetap mengedepankan protokol kesehatan Covid-19.
"Promosi ini tetap dalam koridor protokol kesehatan bagi wisatawan yang datang harus menggunakan masker, mengatur jarak, tidak berkerumun, penyediaan tempat cuci tangan, handsanitizer, dan penyiagaan petugas," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.