Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Musim Terbaik untuk Liburan ke Swiss?

Kompas.com - 22/11/2020, 20:08 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tour Leader Jonny Ivo Kwok mengatakan bahwa musim terbaik untuk liburan ke Swiss adalah pada saat musim gugur.

“Musim paling terbaik itu musim pada bulan sepuluh. Tidak dingin dan tidak panas,” kata dia dalam acara Live Instagram Kompas.com Travel Talk “Wisata Swiss, Nikmati Alam Memesona”, Rabu (18/11/2020).

Ivo melanjutkan bahwa selain cuacanya yang nyaman, harga perjalanan ke Swiss pada bulan tersebut cenderung lebih murah jika dibandingkan perjalanan pada April.

Baca juga: Panoramic Train di Swiss, Kereta yang Lintasi Jalur Terindah di Dunia

Menurut dia, pemandangan yang ditawarkan pada Oktober selama musim gugur di Swiss mampu membuat mata terpana.

Pasalnya, dedaunan berubah warna menjadi kuning dan merah. Sementara pada April atau musim semi, pohon-pohon memiliki warna hijau dengan beragam bunga bermekaran.

“Pada bulan musim salju, akhir bulan 11 sampai akhir bulan dua, akan tebal saljunya,” ujar Ivo.

Pemandangan dua musim dalam satu tempat

Satu hal yang menarik dari Swiss adalah beberapa destinasi wisatanya menawarkan pemandangan yang menarik, salah satunya Jungfraujoch.

“Ini hebatnya Swiss. Ada di beberapa lapisan. Di atas ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut (mdpl), lanskap tidak ada es. Tapi di latar belakang yang ketinggian di atas 2.500 mdpl (ada salju),” imbuh Ivo.

Tempat wisata di Swiss - Jungfraujoch.https://www.myswitzerland.com/ Tempat wisata di Swiss - Jungfraujoch.

Ia melanjutkan, kapan waktu yang tepat untuk ke Swiss memang memiliki masing-masing kriteria. Gunung saat musim gugur menyajikan warna-warna pohon cemara kuning dan merah.

Harus bawa banyak pakaian tebal?

Apabila calon wisatawan memutuskan berkunjung ke Swiss saat musim dingin, Ivo menyarankan agar mereka tidak perlu membawa banyak pakaian tebal.

“Bawa baju tebal akan jadi masalah kalau tidak diinformasikan oleh kawan-kawan agen perjalanan,” ujar dia.

“Orang Indonesia (suka) bawa jaket tebal 3-4, itu tidak perlu. Cukup satu. Baju daleman tebal tidak perlu banyak-banyak,” kata Ivo.

Baca juga: Wisata ke Puncak Jungfraujoch di Swiss, Bisa Naik Gondola

Itu lantaran Swiss memiliki udara yang sejuk. Bahkan, udara sangat dingin saat musim dingin, sehingga membuat manusia tidak akan berkeringat.

Alhasil, mandi dan ganti baju pun akan jarang dilakukan karena suhu dingin tersebut. Selain itu, cuaca di Swiss pun kering dan tidak lembab.

“Sangat salah kalau setiap hari mandi. Akhirnya, kulit rusak karena kena sabun. Harus pergi dengan kawan-kawan agen perjalanan yang selalu isyaratkan supaya pakai lotion,” sambung Ivo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com