Di bawah perjanjian awal, travel bubble akan ditunda jika jumlah infeksi lokal yang tidak terlacak baik di Singapura ataupun Hong Kong mencapai lima kasus dalam durasi rata-rata tujuh hari.
Rata-rata jumlah kasus di Hong Kong baru-baru ini hampir mencapai angka empat, memicu Yau dan Menteri Perhubungan Singapura Ong Ye Kung untuk menunda penerbangan perdana untuk travel bubble ini.
Baca juga: Syarat Terbang ke Singapura, Wajib Tes PCR Mulai 19 Oktober 2020
Jumat (20/11/2020), otoritas kesehatan Hong Kong mengatakan mereka mungkin akan memasuki gelombang baru pandemi. Beberapa klaster terbaru terjadi di antara para supir taksi, studio tari, dan hotel.
Data terbaru, Hong Kong mengonfirmasi total 5.782 kasus termasuk 108 kematian. Sementara Singapura mengonfirmasi 28.183 kasus positif termasuk 28 kematian.
Sebelum penundaan, Singapura mengatakan pada Sabtu (21/11/2020) pagi bahwa wisatawan yang datang dari Hong Kong melalui travel bubble ini diharuskan untuk melakukan tes Covid-19 saat kedatangan.
Awalnya, hanya orang-orang yang mendarat di Hong Kong yang diwajibkan untuk melakukan tes.
Dalam status Facebook, Ong mengatakan penundaan ini adalah “pengingat bahwa virus Covid-19 masih bersama kita.”
“Saya bisa benar-benar mengerti kekecewaan dan frustasi para wisatawan yang telah merencanakan perjalanan mereka. Namun kami pikir lebih baik untuk melihat ini dari sisi kesehatan publik,” tulis Ong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.