KOMPAS.com – Singapura dan Hong Kong memutuskan untuk menunda kebijakan travel bubble pada Sabtu (21/11/2020).
Penyebabnya adalah adanya peningkatan kasus positif Covid-19 di Hong Kong yang dianggap jadi risiko kesehatan publik.
Dilansir dari APNews, travel bubble ini awalnya dijadwalkan untuk mulai pada Minggu (22/11/2020).
Namun akibat peningkatan kasus ini, Menteri Perdagangan dan Perkembangan Ekonomi Hong Kong Edward Yau mengatakan bahwa travel bubble akan ditunda setidaknya dua minggu.
Perjanjian ini awalnya dilakukan untuk mempermudah para wisatawan antara dua negara tersebut untuk masuk ke negara lainnya tanpa harus melakukan karantina mandiri.
Baca juga: Travel Bubble Hong Kong dan Singapura Dimulai Akhir November 2020
Asalkan mereka telah melakukan tes Covid-19 sebelum dan setelah datang di tempat tujuan. Selain itu wisatawan juga diminta untuk terbang menggunakan penerbangan yang sudah ditentukan.
Hong Kong sebelumnya melaporkan 43 kasus Covid-19 baru pada Sabtu (21/11/2020). Termasuk 13 infeksi lokal yang tidak terdeteksi.
“Untuk semua skema bisa berhasil, harus memenuhi kondisi yang menjaga keamanan kesehatan publik, juga memastikan dua belah pihak sama-sama nyaman dan aman tentang skema tersebut,” kata Yau.
Dengan adanya kondisi tersebut di Hong Kong, maka keputusan penundaan ini dinilai jadi langkah yang paling bertanggung jawab. Nantinya kebijakan tersebut akan diluncurkan kembali dalam waktu yang paling tepat.
Di bawah perjanjian awal, travel bubble akan ditunda jika jumlah infeksi lokal yang tidak terlacak baik di Singapura ataupun Hong Kong mencapai lima kasus dalam durasi rata-rata tujuh hari.
Rata-rata jumlah kasus di Hong Kong baru-baru ini hampir mencapai angka empat, memicu Yau dan Menteri Perhubungan Singapura Ong Ye Kung untuk menunda penerbangan perdana untuk travel bubble ini.
Baca juga: Syarat Terbang ke Singapura, Wajib Tes PCR Mulai 19 Oktober 2020
Jumat (20/11/2020), otoritas kesehatan Hong Kong mengatakan mereka mungkin akan memasuki gelombang baru pandemi. Beberapa klaster terbaru terjadi di antara para supir taksi, studio tari, dan hotel.
Data terbaru, Hong Kong mengonfirmasi total 5.782 kasus termasuk 108 kematian. Sementara Singapura mengonfirmasi 28.183 kasus positif termasuk 28 kematian.
Sebelum penundaan, Singapura mengatakan pada Sabtu (21/11/2020) pagi bahwa wisatawan yang datang dari Hong Kong melalui travel bubble ini diharuskan untuk melakukan tes Covid-19 saat kedatangan.
Awalnya, hanya orang-orang yang mendarat di Hong Kong yang diwajibkan untuk melakukan tes.
Dalam status Facebook, Ong mengatakan penundaan ini adalah “pengingat bahwa virus Covid-19 masih bersama kita.”
“Saya bisa benar-benar mengerti kekecewaan dan frustasi para wisatawan yang telah merencanakan perjalanan mereka. Namun kami pikir lebih baik untuk melihat ini dari sisi kesehatan publik,” tulis Ong.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.