Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wuhan Punya Museum Anti-Covid, Suguhi Perjalanan Pandemi Covid-19

Kompas.com - 25/11/2020, 14:14 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Kota Wuhan, China kini punya museum anti-Covid 19 yang telah dibuka untuk umum sejak 15 Oktober 2020. Dilansir dari ANTARA, sejak dibuka hingga kini museum ini telah dikunjungi sekitar 3000 orang per hari.

Pengunjung yang datang akan mendapatkan gambaran detil dan sesuai urutan peristiwa saat virus ini mulai mewabah.

Museum ini dibangun di gedung yang dulunya merupakan rumah sakit sementara untuk para pasien Covid-19. Sebelum jadi rumah sakit sementara, gedung ini merupakan gedung pameran.

Maka dari itu terdapat beberapa ranjang pasien Covid-19 yang sengaja tidak dipindahkan oleh pengelola. Ada pula alat berat yang digunakan untuk membangun dua rumah sakit khusus Covid-19, Huoshenshan dan Leishenshan, yang jadi koleksi museum.

Baca juga: 5 Alasan Wajib Berkunjung ke Yellow Crane Tower Saat di Wuhan China

Koleksi yang menguras emosi

Dilansir dari ANTARA, situasi mencekam dan menguras emosi terdapat pada koleksi museum. Terdapat koleksi audio-visual yang menunjukkan rekaman rintihan kesedihan dan tangisan menyayat hati serta hiruk pikuk rumah sakit ketika virus tersebut mulai merajalela.

Selain itu, ada pula rekaman gambar situasi kalut yang dialami bebeapa orang ketika mereka terjebak di dalam kota Wuhan ketika tiba-tiba bandara, stasiun kereta api, dan pintu masuk tol ditutup total.

Ditambah dengan pengerahan pasukan militer untuk mendukung petugas kepolisian. Terlihat pula rekaman gambar yang menunjukkan orang-orang yang terkurung di dalam rumah.

Mereka hanya bisa melambaikan tangan dari balik jeruji jendela rumah mereka akibat lockdown yang diberlakukan di sana pada 23 Januari 2020 silam.

Wuhan diketahui sebagai kota di mana virus tersebut bermula. Terpampang jelas potret hitam putih petugas garda terdepan penanganan Covid-19 di Wuhan. Termasuk juga dr Li Wenliang yang dianggap sebagai pengungkap pertama pandemi ini.

 

Petugas medis memeriksa pasien Covid-19 di Rumah Sakit Leishenshan, Wuhan, China. Rumah sakit itu bakal ditutup setelah pasien terakhir virus corona dipindahkan.Sky News Petugas medis memeriksa pasien Covid-19 di Rumah Sakit Leishenshan, Wuhan, China. Rumah sakit itu bakal ditutup setelah pasien terakhir virus corona dipindahkan.

Tak itu saja, museum ini juga memiliki koleksi soal perkembangan teknologi medis dalam mitigasi bencana wabah yang dampaknya lebih dahsyat daripada peperangan di medan tempur.

Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan yang jadi faktor penentu keberhasilan penanganan Covid-19 juga jadi perhatian para pengunjung museum.

Pesan dan seruan dari Presiden China Xi Jinping dan Partai Komunis China bertebaran pula di museum tersebut. Baik dalam bentuk audio-visual maupun verbal yang diabadikan dalam tulisan di dinding.

Baca juga: Wisata ke Wuhan, Kunjungi Tempat Lahir Seni Bela Diri Tai Chi

Museum rasanya tak lengkap jika tak ada diorama. Museum anti-Covid ini juga memiliki banyak diorama yang menggambarkan detik-detik krusial di ICU dalam penanganan pandemi.

Ada pula patung-patung petugas kesehatan seukuran manusia dengan berbagai tulisan penyemangat diri di baju hazmat yang jadi daya tarik tersebdiri.

Sebelum meninggalkan museum, pengunjung akan disuguhi etalase yang di dalamnya berisi vaksin Covid-19 buatan sejumlah perusahaan farmasi asal China.

Tak lupa potret kebahagiaan warga dan kembali bersinarnya lampu-lampu kota Wuhan saat status lockdown Wuhan dicabut pada 8 April 2020.

“Saya tidak bisa mengungkapkan perasaan ini. Mengerikan, menakutkan mengharukan, semuanya campur aduk,” komentar Wang Tao, warga Wuhan yang sempat mengunjungi museum tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com