Saat itu ia menggunakan jalur non-tol yakni Jalur Pantura untuk perjalanan pergi. Mengawali perjalanan dari Kendal, ia pun terus melaju ke Semarang-Demak-Kudus-Pati-Rembang-Tuban-Lamongan-Gresik-Surabaya-Bangil-Pasuruan-Probolinggo-Situbondo-Banyuwangi.
Di Banyuwangi, ia menyeberang ke Bali dari Pelabuhan Gilimanuk. Dari sana, ia pun terus melaju ke Belimbing Sari-Negara-Pulukan, dan terus hingga ke Selemadeg di Tabanan, tempat rumah keluarganya berada.
“Perjalanan habis Dzuhur, jam 13.00 WIB. Sampai Bali jam 14.00 WITA kurang lebih 24 jam,” kata Nyi.
Ia dan keluarganya tak melakukan pemberhentian di perjalanan, kecuali untuk istirahat makan.
Untuk perjalanan pergi, Nyi mengaku tidak menggunakan Jalan Tol Trans Jawa karena ingin perjalanan yang santai dan tidak terburu-buru.
Baca juga: Catat, GWK Cultural Park di Bali Buka Lagi pada 4 Desember 2020
Sementara untuk perjalanan pulang, ia menggunakan rute yang sedikit berbeda. Dari Bali terus menuju ke Pelabuhan Gilimanuk hingga Pelabuhan Ketapang. Dari Banyuwangi, menelusuri Jalur Pantura hingga Probolinggo.
Barulah dari Probolinggo menggunakan Jalan Tol Trans Jawa melalui rute Surabaya. Terus ke Mojokerto, Nganjuk, Ngawi, Sragen, Boyolali, Salatiga, Semarang, hingga sampai di Kendal.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan