Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Itinerary Wisata Jalan Kaki di Old Town Sarajevo

Kompas.com - 09/12/2020, 17:17 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Sarajevo merupakan ibukota dari Bosnia dan Herzegovina. Sebuah negara yang terletak di semenanjung Balkan, Eropa bagian selatan.

Sarajevo punya sejuta pesona, salah satunya adalah pesona Old Town atau Stari Grad Sarajevo yang jadi jantung kota ini.

Di tengah-tengah Stari Grad terdapat Bascarsija, sebuah pasar rakyat yang penuh dengan sejarah serta budaya. Letaknya ada di bagian utara Sungai Miljacka.

Dalam sesi Travel Virtual Tour bersama Kompas.com dan Avia Tour pada Sabtu (5/12/2020), tour guide Sarajevo bernama Retno mengajak para peserta untuk menelusuri pesona Bascarsija sambil berjalan kaki.

Berikut ini itinerary berwisata di kawasan Old Town. Karena jarak antar tujuan cukup dekat satu sama lain, maka wisata kali ini dilakukan dengan cara berjalan kaki.

Baca juga: City Hall Sarajevo, Ikon Bosnia dan Herzegovina yang Sempat Hancur

Vijecnica atau City Hall Sarajevo setelah proses pemugaran selesaiDok. vijecnica.ba Vijecnica atau City Hall Sarajevo setelah proses pemugaran selesai

1. Vijecnica

Tujuan pertama adalah Vijecnica atau City Hall Sarajevo. Balai kota ini berlokasi di pusat kota Sarajevo, tak jauh dari Bascarsija. Gedung ini berfungsi sebagai tempat digelarnya berbagai acara kenegaraan.

Gedung ini juga berfungsi sebagai Perpustakaan Nasional Bosnia serta tempat digelarnya konser bertaraf nasional.

Dibuka pada 1896, gedung ini sempat mengalami kebakaran akibat dibom saat Perang Bosnia. Namun kembali dibangun dan dibuka lagi pada 2014. Gedung ini memiliki arsitektur khas bangsa Moor di Afrika serta menyerupai desain masjid di Cordoba, Spanyol.

Baca juga: Perang Dunia I Meletus karena Peristiwa di Tempat Ini

2. Sarapan burek, pai daging khas Bosnia

Setelah puas melihat Vijecnica, saatnya menelusuri jalan menuju kawasan Bascarsija. Sebelum menjelajahi area yang cukup luas ini, kamu bisa mengisi perutmu dengan sarapan khas Bosnia.

Menurut Retno, orang-orang Bosnia dan Herzegovina biasa menyantai sajian bernama burek sebagai sarapan. Burek adalah sajian sejenis pai dengan kulit pastry filo dough yang tipis lalu digulung-gulung. Burek biasa dimakan bersama topping yoghurt di atasnya.

Ada beberapa jenis burek yang biasa ditemukan. Mulai dari burek berisi daging, kentang, bayam, atau keju. Jika disebut burek, artinya pai berisi daging. Sementara jika benama sirnica, itu artinya pai berisi keju.

Retno mengajak para peserta untuk melihat restoran yang menjual burek di Bascarsija, restoran tersebut bernama Burek Sirnica Sac. Di restoran tersebut proses pemasakannya masih tradisional, menggunakan oven besar dengan panas dari arang.

“Biasanya mereka jual dengan cara ditimbang. Jadi sekitar 6 Euro per kilo atau 12 bosnian Mark (Rp 105.000),” kata Retno.

 

Jalanan penuh dengan pedagang suvenir di Bascarsija di Kota Tua, Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina.SHUTTERSTOCK.com/MICHAEL PASCHOS Jalanan penuh dengan pedagang suvenir di Bascarsija di Kota Tua, Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina.

3. Berburu suvenir khas Bosnia

Setelah perut kenyang, kamu bisa mulai menjelajahi sudut-sudut Bascarsija. Kawasan ini, kata Retno, jadi salah satu tempat populer untuk berburu suvenir khas Bosnia.

Di penjuru Bascarsija memang banyak sekali toko-toko suvenir. Beberapa di antaranya menjual suvenir berupa karpet bermotif Bosnia yang khas. Motif Bosnia ini berwarna-warni, sekilas mirip dengan kerajinan khas Turki.

Selain itu ada pula lampu-lampu gantung, sweater, piring-piring pajangan, nampan dengan hiasan khas Bosnia, tas tangan, magnet, dan masih banyak lagi. Harganya pun terjangkau, mulai dari 3 bosnian Marks atau sekitar Rp 25.000.

Jika ingin mencari barang yang benar-benar unik, kamu bisa mengunjungi area Jalan Kadzanjiluk. Menurut Retno, ia pasti akan mengajak turis yang ia pandu untuk berkunjung ke sini.

Baca juga: City Hall Sarajevo, Ikon Bosnia dan Herzegovina yang Sempat Hancur

Jalan tersebut merupakan pusatnya toko-toko kerajinan khas Bosnia yang dibuat dari tembaga, perak, atau emas. Lorong tersebut khusus dipakai untuk toko-toko para pengrajin.

Toko-toko ini, kata Retno, sudah dibangun sejak 1528 atau abad ke-16. Kawasan ini diambil dari kata “kazan” yang artinya adalah pengrajin.

Di sana, ada banyak kerajinan yang unik dan cocok dijadikan suvenir. Seperti piring berukirkan pemandangan khas kota Sarajevo, lukisan berukuran cukup besar dengan ukiran Sarajevo yang khas, set alat minum kopi, gilingan kopi, dan masih banyak lagi.

Harganya sendiri cukup terjangkau, coffee set contohnya dibanderol senilai 30 bosnian Mark atau Rp 260.000.

4. Minum kopi ala Bosnia

Setelah puas berbelanja, saatnya beristirahat. Orang-orang Bosnia dan Herzegovina punya kegemaran berkumpul bersama kerabat sambil minum kopi di depan rumah mereka. Di sekitar Bascarsija banyak kafe yang menawarkan sensasi minum kopi ala Bosnia yang unik.

“Kenapa unik? Karena mereka merebus di tempat coffee pot bernama dzezva. Ini kopi yang sudah disangarai dan digiling, kemudian ditaruh di coffee pot, ditaruh air lalu direbus dan diminum,” tutur Retno.

Selain cara pembuatannya yang unik, cara minumnya pun unik. Yakni tanpa dicampur gula, dan sambil makan lorkum atau manisan seperti turkish delight khas Bosnia. Gulanya yang berbentuk blok dimakan dengan cara dicelup sedikit ke dalam kopi lalu digigit.

 

Masjid Gazi Husrev-beg di pusat kota Sarajevo, Bosnia and Herzegovina.SHUTTERSTOCK.com/TRUBA7113 Masjid Gazi Husrev-beg di pusat kota Sarajevo, Bosnia and Herzegovina.

5. Menengok 4 tempat ibadah

Sarajevo merupakan salah satu kota dengan keragaman masyarakat yang begitu besar. Secara garis besar, menurut Retno di Sarajevo ini ada empat etnis dengan empat agama yang hidup rukun.

Salah satunya di kawasan Bascarsija ini terdapat empat tempat ibadah yang berdekatan. Maka dari itu Sarajevo sering pula disebut sebagai Jerusalem di Balkan.

Keempat tempat ibadah yang bisa kamu lihat di kawasan Bascarsija ini adalah Gazi Husrev-Beg Mosque, Sacred Heart Cathedral, Gereja Old Orthodox, dan Synagogue Stari Hram atau Galerija Novi Hram.

Baca juga: 5 Tempat Wisata di Vaud, Swiss, Ada Danau Terbesar di Eropa

6. Memberi makan merpati di Sebilj

Setelah mengisi tenaga dengan minum kopi, kamu bisa melanjutkan perjalanan ke spot lainnya bernama Sebilj. Spot ini bisa dibilang sebagai ikon Bascarsija.

“Sebilj merupakan monumen yang terbuat dari kayu dan memiliki pancuran air minum yang dibangun tahun 1753. Fungsinya pada saat itu adalah untuk memberi air minum pada para musafir yang lewat dan kuda-kudanya,” jelas Retno.

Sebilj dibangun pada masa pemerintahan Khalifah Utsmaniyah. Ada mitos bahwa siapa yang pernah minum air dari pancuran sebilj ini maka dia dipastikan akan kembali lagi ke Sarajevo.

Sambil duduk beristirahat, kamu juga bisa bermain bersama burung-burung merpati yang banyak berkumpul di sini. Banyak pula orang lokal yang memberi makan burung-burung ini.

Jangan lupa untuk membawa makanan burung agar mereka berkumpul di dekatmu dan membuat foto-foto yang kamu ambil jadi makin cantik.

 

Jembatan Latin, sebuah jembatan bersejarah dari masa Ottoman, membentang di atas Sungai Miljacka di Sarajevo, Bosnia and Herzegovina.SHUTTERSTOCK.com/MAY LANA Jembatan Latin, sebuah jembatan bersejarah dari masa Ottoman, membentang di atas Sungai Miljacka di Sarajevo, Bosnia and Herzegovina.

7. Belajar sejarah di Latin Bridge

Terakhir adalah menuju ke kawasan Latin Bridge. Jembatan tua yang berdiri di atas Sungai Miljacka ini jadi saksi kejadian yang memicu Perang Dunia I.

Di sanalah Pangeran Franz Ferdinand dari kerajaan Austria-Hungaria dibunuh seorang aktivis kemerdekaan Serbia bernama Gavrilo Principe pada 28 Juni 1914.

Jembatan yang dibangun oleh Hussein Sirmerd itu hingga kini masih utuh dan bisa digunakan. Awalnya bermaterialkan kayu, tapi pada 1565 sempat dipugar menggunakan batu.

Di sini, kamu bisa mengakhiri perjalanan wisata jalan kaki di sekitar Baš?aršija. Setelah perut kenyang dan puas berburu suvenir serta mengunjungi aneka situs bersejarah, kamu bisa menutupnya dengan menikmati keindahan Sungai Miljacka yang kaya akan sejarah.

8. Berfoto di Sarajevo Meeting of Culture

Berlanjut ke spot unik bernama Sarajevo Meeting of Culture. Spot ini bisa dibilang sebagai pertemuan dua budaya yang sama-sama memengaruhi perkembangan Sarajevo. Spot ini adalah titik pertemuan budaya Timur dan Barat.

Terlihat spot yang dimaksud Retno merupakan tanda lukisan seperti kompas di jalanan. Kompas tersebut menunjuk ke arah timur dan barat.

Di bagian timur terlihat kawasan Bascarsija yang kental dengan nuansa Turki Ottoman. Terlihat jelas dari gaya bangunannya yang bernafaskan Islam.

Kemudian ketika Retno mengarahkan kamera ke arah sebaliknya, terlihat jejeran gedung yang begitu berbeda. Di bagian barat tersebut, terlihat bangunan-bangunan yang bergaya Austro-Hongaria yang bernafaskan agama Kristen.

Ada pula di sana monumen Sarajevo Meeting of Culture yang sering dijadikan spot berfoto oleh para turis. Membuat kamu seakan berada di dua tempat dengan dua budaya berbeda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com