Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Tips Mendaki Gunung Gede Pangrango di Musim Hujan, Waspada Angin

Kompas.com - 11/12/2020, 18:06 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Musim hujan seolah tidak menyurutkan niat para pendaki untuk mendaki gunung. Terlebih menjelang libur akhir tahun yang momen cuti bersamanya banyak dimanfaatkan para pendaki.

Salah satu gunung favorit para pendaki adalah Gede Pangrango. Letaknya yang tak jauh dari Jakarta membuatnya menjadi tujuan pendaki saat hari libur.

Namun akhir-akhir ini kondisi cuaca di sekitar kawasan Gunung Gede Pangrango sering begitu ekstrem.

Angin kencang dan hujan lebat membuat pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) terpaksa sempat menutup jalur pendakian ke sana pada 9-11 Desember 2020.

Baca juga: Sempat Ditutup, Pendakian Gunung Gede Pangrango Buka Lagi

Pendakian lalu kembali dibuka mulai Sabtu (12/12/2020) karena cuaca yang mulai membaik. Namun jika cuaca dirasa akan begitu buruk, pihak TNGGP nantinya akan menutup kembali jalur pendakian.

Walaupun cuaca ekstrem, menurut Humas Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Poppy Oktadiyani, jumlah pendaki yang sudah melakukan booking online pendakian masih cukup banyak.

Untuk melakukan pendakian di tengah cuaca ekstrem seperti ini, Poppy memiliki beberapa saran agar tetap aman khususnya mengantisipasi angin kencang yang rawan melanda. Berikut ini beberapa tipsnya.

1. Pastikan kondisi tubuh sehat

TipsHal pertama yang perlu dilakukan pendaki Gunung Gede Pangrango adalah memastikan kondisi tubuh sehat dan cukup bugar untuk mendaki.

Sekelompok pendaki tengah mengepak bawaan di pos Kandang Batu, Gunung Gede-Pangrango.KOMPAS.COM / VITORIO MANTALEAN Sekelompok pendaki tengah mengepak bawaan di pos Kandang Batu, Gunung Gede-Pangrango.

Mendaki di kondisi cuaca baik saja butuh stamina tak sedikit, apalagi di musim hujan seperti sekarang. Daya tahan tubuh prima tentu dibutuhkan agar tidak gampang sakit.

Apalagi, udara dingin dan angin kencang akan ditemui pendaki di gunung saat musim hujan. Tubuh pun harus tetap bugar agar tidak mudah sakit.

2. Pelajari gunung yang akan didaki

Langkah kedua adalah mempelajari gunung yang akan dituju. Di masa new normal ini, gunung biasanya menetapkan ketentuan khusus, termasuk pula Gunung Gede Pangrango.

Pelajari ketentuan soal booking online, jumlah kuota pendakian yang diizinkan, syarat sebelum pendakian, hingga kondisi alam dan cuaca di gunung.

Pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Jawa Barat akan menutup kegiatan pendakian sepanjang Agustus mendatang menyusul cuaca diprediksi akan ekstremKOMPAS.com/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Jawa Barat akan menutup kegiatan pendakian sepanjang Agustus mendatang menyusul cuaca diprediksi akan ekstrem

Biasanya, pihak TNGGP akan memberikan informasi terbaru lewat media sosial mereka @tn_gedepangrango. Pelajari betul regulasi yang perlu diikuti agar perjalanan lancar. Jangan lupa juga amati jadwal buka-tutup gunung.

Perhatikan pula kuota pendakian. Jangan sampai kehabisan kuota untuk tanggal yang diinginkan. Untuk Gunung Gede Pangrango, jumlah kuota pendakian per hari adalah 25 persen dari total, yakni 300 pendaki.

3. Mendaki ketika cuaca baik

Selanjutnya adalah mendaki ketika cuaca sedang baik. Kamu bisa memperhatikan prakiraan cuaca dari  Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) terkait cuaca di Gunung Gede Pangrango.

Amati pula pembaruan di media sosial. Jika prediksinya cukup baik, maka kamu bisa mendaki pada hari itu.

Ilustrasi langit cerah.KOMPAS.com/ERWIN HUTAPEA Ilustrasi langit cerah.

Memulai pendakian dalam cuaca cerah akan lebih baik daripada kamu sudah harus menerjang hujan sejak awal perjalanan.

Hindari mendaki saat prakiraan cuaca sedang ekstrem. Adanya hujan lebat dan angin kencang bisa membuat pendakian jadi lebih sulit. 

4. Berlindung saat cuaca buruk

Jika cuaca tiba-tiba memburuk saat pendakian, sebaiknya berlindung lebih dahulu hingga cuaca buruk mereda. Perhatikan pula kondisi sekitar tempat berlindung.

Baca juga: 6 Tips Mendaki Gunung bagi Pemula, Belajar Olah Makanan

“Jika terjadi angin kencang, berlindung hingga badai reda dan jaga kondisi pohon di sekelilingnya. Pastikan pohon tersebut kuat agar tidak menimpa kita,” terang Poppy ketika dihubungi Kompas.com, Jumat (11/12/2020).

5. Mendaki siang hari

Mendaki gunung di musim hujan lebih aman jika dilakukan siang hari. Jalur akan lebih mudah terlihat oleh mata saat keadaan terang.

Ilustrasi mendaki gunungkieferpix Ilustrasi mendaki gunung

Jika kondisi hujan dan sudah malam, maka kamu akan sulit menentukan arah dan bisa saja tersesat. Tak jarang kabut pun akan turun akibat hujan dan suhu dingin di malam hari.

6. Bawa lebih banyak baju ganti

Jika kamu memutuskan untuk mendaki di cuaca yang tidak menentu, ada baiknya jika membawa pakaian ganti yang lebih banyak dari biasanya.

Saat musim hujan, tentu saja intensitas hujan akan lebih tinggi dari biasanya. Waktu turunnya juga tidak bisa diprediksi.

Ilustrasi Pendaki Gunung.Shutterstock Ilustrasi Pendaki Gunung.

Dengan membawa pakaian ganti lebih banyak, kamu bisa menghindari kemungkinan kehabisan baju kering saat pendakian. Ketika baju yang kamu pakai sudah basah oleh hujan, kamu bisa langsung menggantinya agar tidak kedinginan.

Jangan lupa membungkus pakaian ganti berlebih itu dalam wadah kedap air seperti plastik agar tidak basah terkena air.

7. Pakai jas hujan

Selain membawa pakaian ganti yang lebih banyak, ada baiknya pula jika kamu segera memakai jas hujan saat cuaca akan segera hujan.

Ilustrasi jas hujanIstimewa Ilustrasi jas hujan

Jika langit sudah mendung gelap, maka sebaiknya mulai siapkan jas hujan. Oleh karena itu di dalam tas, jas hujan bisa diletakkan pada bagian atas. 

Hal itu membuat pendaki bisa segera menjangkau jas hujan begitu hujan turun. Tubuh pun bisa segera terlindungi dari hujan.

8. Terus bergerak

Hal ini jadi salah satu yang paling penting khususnya dalam kondisi hujan atau suhu dingin. Jangan berhenti terlalu lama dan kondisi tubuh basah.

Pasalnya, dengan terus bergerak suhu tubuh akan tetap stabil. Jika kamu berhenti terlalu lama dalam kondisi kedinginan, maka suhu tubuh akan turun dan menyebabkan kedinginan hingga hipotermia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com