KOMPAS.com – Pandemi Covid-19 membuat sektor meeting, incentive, convention, dan exhibition (MICE) dalam industri pariwisata Indonesia melaksanakan kegiatan secara online.
Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) Kementerian KUKM Leonard Theosabrata menuturkan, saat ini banyak pelaku MICE membuat pameran virtual.
Baca juga: Wishnutama Tertarik Ide Garap MICE Online Usai Virus Corona, Apa Tanggapan Industri MICE?
“Tapi tidak perhatikan aspek-aspek yang sebetulnya apa esensi dari pameran itu sendiri. Dan yang pasti, pameran virtual sebetulnya bukan virtual reality,” ujar dia.
Pernyataan itu Leonard sampaikan dalam webinar Harian Kompas bertajuk “The Comebak Plan of MICE For 2021”, Kamis (10/12/2020).
Dia melanjutkan, para pelaku MICE membuat pameran virtual menggunakan teknologi tiga dimensi, avatar, dan gamifikasi.
Kendati demikian, menurut dia sejumlah teknik tersebut kurang pas untuk kebutuhan MICE, terlebih MICE Business-to-Business (B2B).
Baca juga: 5 Cara Pulihkan Industri MICE Indonesia
Sebab, dalam B2B yang paling penting bukanlah virtual reality, melainkan koneksi. Leonard menuturkan, hal fundamental dalam MICE adalah pertemuan.
“Pihak mana yang bertemu, salah satunya supply dengan demand. Fundamental masih meetings of minds, meeting buyer-seller. Ini yang terpenting untuk dimengerti banyak pihak yang ingin bertahan pada 2021,” imbuh dia.
Kegiatan online lebih dipoles
Saat ini, MICE banyak yang berlangsung secara online. Namun, Leonard tidak menampik jika ke depannya akan ada penggabungan antara kegiatan MICE online dan langsung.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.