Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Faktor yang Pengaruhi Penyelenggaraan Kegiatan MICE di Indonesia

Kompas.com - 11/12/2020, 21:01 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebagian besar kegiatan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) atau pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran di Indonesia sedang ditangguhkan sementara waktu. Beberapa di antaranya dilakukan secara online.

Guna melanjutkan kembali kegiatan MICE, Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Budi Tirtawisata mengatakan bahwa terdapat sejumlah faktor untuk hal tersebut.

Baca juga: Prospek MICE di Indonesia, Pebisnis Jadi Incaran

“Yang pertama untuk domestik adalah ketersediaan penerbangan atau akses, baik itu penerbangan udara, khususnya penerbangan langsung dan juga transportasi darat,” kata dia.

Hal itu Budi sampaikan dalam webinar Harian Kompas bertajuk “The Comebak Plan of MICE For 2021”, Kamis (10/12/2020).

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut Kompas.com rangkum berdasarkan paparan Budi, Jumat (11/12/2020):

1. Ketersediaan akses transportasi

Faktor pertama yang dapat membantu pergerakan industri MICE Indonesia adalah adanya akses transportasi, baik itu udara maupun darat.

Untuk transportasi udara, Budi menuturkan, saat ini industri penerbangan sudah menerapkan protokol kesehatan yang seragam termasuk hasil negatif tes rapid atau PCR yang berlaku selama 14 hari.

Baca juga: 5 Cara Pulihkan Industri MICE Indonesia

“Terbukti saat ini daerah-daerah yang bisa diakses penerbangan atau darat telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan lebih cepat,” ungkap Budi.

Beberapa daerah itu, antara lain Bogor, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang, Surabaya, Lampung, dan Palembang.

“Ada tingkat pemulihan yang lumayan. Bisa mencapai antara 40-60 persen okupansi secara general. Kalau Bali harus menunggu karena tidak bisa hanya didukung turis domestik, tetapi juga mancanegara,” imbuh Budi.

2. Kebijakan daerah yang tidak rumit

Adanya keseragaman terkait protokol kesehatan dan persyaratan untuk menuju ke suatu daerah menurut Budi dapat membuat pelaku MICE merasa nyaman dalam mobilisasi dan menyelenggarakan kegiatan.

Salah satunya adalah syarat hasil negatif tes rapid atau PCR yang berlaku selama 14 hari bagi penumpang pesawat.

Baca juga: 2 Destinasi MICE Favorit di Indonesia

“Janganlah ada daerah yang menerapkan kebijakan agak berbeda. Misalkan untuk datang ke suatu kota harus karantina, atau tes PCR dan karantina. Itu menyebabkan rasa cemas dan tidak nyaman yang cukup besar,” ujar dia.

3. Produk yang ditawarkan memiliki nilai

Bagi para pelaku industri MICE, Budi menyarankan bahwa produk yang mereka tawarkan dapat dikemas hingga memiliki nilai tambah tersendiri.

Tidak hanya dari sisi harga murah yang ditawarkan, tetapi juga kemasan dan keterlibatan produk dengan lingkungan setempat.

“Sekarang lagi populer urban farming. Banyak sekali dari destinasi atau obyek wisata dan pelaku pariwisata yang bisa mempaketkan hal-hal seperti ini. Bukan hanya pertemuan, juga untuk kegiatan usai pertemuan,” sambung Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com