Dalam faktor dimensi, Ndang memaparkan waktu, jumlah, dan ukuran ruang yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan kegiatan MICE yang sudah dibagi menjadi tiga bagian dalam faktor risiko.
Dia menjelaskan, terkait ukuran ruang dan jumlah pengunjung saat menyelenggarakan pameran, pelaku MICE harus melihat berapa kapasitas maksimum agar bisa membatasi kedatangan pengunjung selama new normal.
“Untuk waktu, dijadwalkan. Yang berkunjung harus terdaftar. Mungkin dia didaftarkan di pagi hari pada jam berapa, siang di jam berapa atau hari apa. Enggak bisa sembarang masuk dan langgar waktu yang ditetapkan,” ujar Ndang.
3. Faktor kontrol
Ndang mengatakan bahwa fungsi kontrol memiliki kaitan dengan penerapan protokol kesehatan CHSE, juga berapa banyak yang masuk dan keluar dalam pameran.
Menurutnya, jika ada yang keluar, maka pihak penyelenggara patut mengontrol arus pengunjung agar tidak terjadi kerumunan terlebih pada pameran B2C.
“Intinya, penyelenggara MICE perhatikan faktor kebersihan, jaga jarak, pelacakan, dan tanggung jawab sosial. Ini yang jadi acuan sebagaimana sudah diterapkan oleh WHO dan Kemenkes, faktor yang harus bisa dilakukan,” ucap Ndang.
Baca juga: Prospek MICE di Indonesia, Pebisnis Jadi Incaran
Senada dengan hal tersebut, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara mengamini bahwa faktor kontrol pada protokol kesehatan berlaku di seluruh area kegiatan MICE.
Sebagai contoh, dia menceritakan soal salah satu pameran di Yogyakarta yang beberapa waktu lalu terpaksa dibubarkan oleh kepolisian.
“Pameran di Yogyakarta dibubarkan bukan karena di dalam tidak diterapkan protokol kesehatan, tapi di luar orang berkerumun tanpa protokol kesehatan,” kata dia dalam kesempatan yang sama.
Bhima melanjutkan, pelaku MICE haru dapat memastikan bahwa seluruh peserta tetap mematuhi protokol kesehatan mulai dari datang, selama berada di kegiatan, hingga kembali dari acara tersebut.
Baca juga: Pameran Virtual dalam Industri MICE Indonesia, Apa Bisa?
Kendati demikian, dia tidak menampik bahwa hal tersebut akan menambah dana terhadap penggunaan sumber daya manusia untuk menjamin protokol kesehatan sepenuhnya ditaati peserta MICE.
“Harapannya, pemerintah ada semacam bantuan. Beberapa bantuan, misalnya, tidak perlu berbentuk dana atau barang. Tapi edukasi bagaimana menjalankan protokol kesehatan ketika menyelenggarakan MICE,” sambung Bhima.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.