Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rute Kereta Malam di Eropa Akan Ada Lagi untuk Perangi Perubahan Iklim

Kompas.com - 13/12/2020, 14:42 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Sumber Forbes

KOMPAS.com – Sejumlah operator kereta di Eropa mengatakan pada Selasa (8/12/2020) bahwa mereka akan mengembalikan rute malam untuk menyambungkan kota-kota di Eropa melalui sleeper train.

Melansir Forbes, Selasa (8/12/2020), rencana yang akan dilaksanakan dalam beberapa tahun tersebut merupakan sebuah inisiatif sebagai langkah untuk perjalanan yang berkelanjutan.

Perusahaan-perusahaan kereta nasional di Jerman, Austria, Perancis, dan Swiss mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama untuk membawa kembali rangkaian kereta lintas benua yang ditutup beberapa tahun lalu.

Baca juga: Panoramic Train di Swiss, Kereta yang Lintasi Jalur Terindah di Dunia

Adapun, Associated Press melaporkan bahwa penutupan dikarenakan maskapai penerbangan tarif rendah menjadi pilihan perjalanan yang lebih murah dan cepat.

Menurut Aviation24, pada Desember 2021 para pelancong dapat menggunakan kembali Nighjet dari Wina ke Paris dengan koneksi di Munich, juga rute Zurich-Cologne-Amsterdam.

Pada akhir 2023, kerja sama tersebut bertujuan untuk menghubungkan Wina dan Berlin dengan Brussels dan Paris.

Tidak hanya itu, mereka juga bertujuan untuk memasukkan Barcelona pada rute kereta malam dari Zurich pada Desember 2024.

Perjalanan kereta api untuk perangi perubahan iklim

Turut sertanya Deutsche Bahn, perusahaan kereta api asal Jerman, sangat berarti dalam menawarkan lebih banyak perjalanan lintas Eropa.

Sebab, lokasi pusat Jerman di benua Eropa menjadikannya titik persinggahan utama untuk koneksi selama perjalanan kereta yang panjang.

Bulan lalu, Uni Eropa mencapai kesepakatan sementara untuk menyebut 2021 sebagai “European Year of Rail”.

Baca juga: Wisata ke Korea, Jangan Lupa Gowes di Rel Kereta di Tengah Bukit

Hal tersebut bertujuan untuk meluncurkan lebih banyak program untuk meningkatkan perjalanan kereta untuk membantu memerangi perubahan iklim.

Menurut Euractiv, transportasi merupakan sektor ekonomi terakhir di Eropa yang belum berhasil memangkas emisi gas rumah kaca.

Ilustrasi kereta - Kereta Bernina Express di Swiss.https://www.myswitzerland.com/ Ilustrasi kereta - Kereta Bernina Express di Swiss.

“Kami semua percaya bahwa kereta malam akan memainkan peran penting di Eropa,” ujar Minister of State Perancis Jean-Baptiste Djebbari, menurut Aviation24, mengutip Forbes.

Ia melanjutkan, kereta malam ramah lingkungan dan akan meningkatkan minat masyarakat kami untuk bepergian menggunakan kereta

Baca juga: Naik Etihad Airways Sudah Termasuk Tiket Kereta dan Bus di Eropa, Seperti Apa?

Kerja sama yang terjalin antara Deutsche Bahn, Austrian Federal Railways, SNCF milik Perancis, dan Swiss Federal Railways rencananya akan mengusung konsep The Trans Europe Express.

The Trans Europe Express adalah jaringan jalur kereta mewah yang dimulai pada akhir 1950-an. Pada puncaknya, mereka berhasil menghubungkan 130 kota di seluruh benua.

Kendati demikian, menurut The Brussel Times, mereka kehilangan popularitas pada 1980-an sebelum ditutup pada 1995.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Forbes
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com