Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JAL Sarankan Penumpang Tidak Makan Saat Penerbangan, Apa Alasannya?

Kompas.com - 17/12/2020, 21:00 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

Sumber CNN Travel


KOMPAS.com – Maskapai penerbangan Japan Airlines (JAL) menyarankan para traveler untuk mengambil “pilihan etis” dengan melewati sesi makan ketika naik pesawat.

Alasannya, kata salah seorang perwakilan maskapai penerbangan asal Jepang tersebut bukanlah untuk mengurangi biaya--tapi untuk mengurangi makanan yang terbuang.

Seperti dilansir dari CNN Travel, saat ini “pilihan etis” tersebut baru tersedia di beberapa penerbangan malam di sekitar Asia. Banyak penumpang yang memilih untuk tidur di sepanjang penerbangan, dan tidak bangun untuk makan.

Maskapai penerbangan biasanya mempersiapkan makanan untuk setiap penumpang, sehingga jika ada penumpang yang lebih memilih untuk tidur dan tidak makan, atau makan camilan yang mereka bawa dari rumah, maka akan menghasilkan makanan yang terbuang.

Baca juga: Japan Airlines Tawarkan Covid-19 Cover untuk Penumpang, Apa Itu?

Program ini terinspirasi dari program Sustainable Develompent Goals (SDGs) dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Salah satunya adalah mengurangi sampah makanan di seluruh dunia.

Di Jepang, banyak perusahaan menjadi begitu bersaing satu sama lain dalam mencapai target SDGs ini.

Program ini pertama kali diimplementasikan sebagai percobaan di penerbangan antara Bangkok dan Bandara Haneda Tokyo pada November 2020 silam.

Penerbangan dengan durasi 5,5 jam ini biasanya beroperasi sebagai red-eye, pergi dari Bangkok pukul 22.40 waktu Bangkok, dan tiba di Tokyo pukul 5.40 keesokan paginya.

Karena pandemi, sedikit orang yang tetap terbang. Hal itu memberi kesempatan bagi maskapai penerbangan untuk perlahan mengembangkan program tersebut.

Para penumpang bisa memilih untuk tidak mengambil jatah makan mereka lebih dulu lewat situs resmi JAL. Mereka juga bisa menghubungi maskapai penerbangan setelah mereka mengonfirmasi reservasi penerbangan mereka.

Baca juga: Update Cara Refund dan Ubah Jadwal Tiket Pesawat Japan Airlines

Sistemnya mirip dengan ketika penumpang memilih makanan vegetarian atau kosher lebih dulu.

Jika banyak maskapai penerbangan lain menawarkan kesempatan untuk bilang “tidak terimakasih” pada layanan makan selama penerbangan, pendekatan JAL membuat tidak adanya makanan ekstra yang dipersiapkan dan akhirnya akan terbuang.

Sebagai tambahan dari pilihan melewatkan makanan ini, JAL melakukan daur ulang seragam teknisi perawatan menjadi serat katun yang kedap udara. Mereka juga meminta para awak kabin menggunakan iPad untuk mengurangi menu yang dicetak pada kertas.

Ini bukanlah inisiatif baru JAL di tahun 2020. Pada September 2020, maskapai penerbangan ini tidak lagi menggunakan panggilan “ladies and gentlemen” dan mengubahnya jadi panggilan yang lebih inklusif dan gender-neutral seperti “attention all passengers”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN Travel
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com