Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang KA Jarak Jauh Wajib Rapid Test Antigen, Ini Kata Ahli Epidemiologi

Kompas.com - 18/12/2020, 09:09 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wisatawan yang hendak bepergian menggunakan kereta api jarak jauh, atau pergi ke Bali lewat jalur darat dan laut, diwajibkan untuk rapid test antigen maksimal dua hari sebelum keberangkatan.

Epidemiolog Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Hermawan Saputra mengatakan, jika dilihat dari perspektif kesehatan masyarakat, hal tersebut patut diapresiasi.

Baca juga: Naik Kereta Api Jarak Jauh Wajib Tes Rapid Antigen? Ini Kata KAI

“Kalau dari perspektif kesehatan masyarakat oke-oke saja. Tapi itu bukan bagian dari active case finding, lebih ke penyaringan,” kata dia kepada Kompas.com, Kamis (17/12/2020).

Adapun penggunaan alat pengetesan adalah untuk active case finding atau upaya penjaringan kasus supaya pihak terkait mampu mendeteksi, merawat, menangani, dan memulihkan orang yang terpapar Covid-19 dengan cepat.

Kewajiban untuk membawa syarat hasil pemeriksaan klinis rapid test antigen hanya terkait mobilitas wisatawan dan penyaringan saja.

Pemerintah subsidi rapid test antigen

Apabila dilihat dari perspektif upaya perlindungan daerah wisata, Hermawan mengatakan, hal tersebut juga berkaitan dengan keterbukaan ekonomi yang mengharuskan adanya investasi.

“Pemerintah harus gratiskan dalam bentuk subsidi untuk mobilitas pariwisata,” ungkapnya.

Sebagai contoh, Hermawan mengatakan bahwa Bali di dunia internasional dikatakan sebagai ikon pariwisata.

Hal ini membuatnya wajar jika ada orang yang menilai apakah Bali aman atau malah berisiko untuk dikunjungi di tengah pandemi Covid-19.

Ilustrasi wisatawan mancanegara di Indonesia.Dokumentasi Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustrasi wisatawan mancanegara di Indonesia.

Apabila Bali nantinya akan mendeklarasi diri sebagai pulau yang aman untuk berwisata, Hermawan menuturkan, Bali juga harus bisa menata diri dalam arti mengendalikan perilaku penduduk dalam bentuk kepatuhan atas protokol kesehatan.

Namun, pemerintah Bali juga memiliki peran penting dalam menyediakan jaminan pemeriksaan kesehatan termasuk rapid test antigen.

“Ini harus investasi. Kalau buka pariwisata untuk tingkatkan geliat ekonomi, maka harus ada insentif untuk sektor pariwisata,” tegas Hermawan.

Dalam hal ini, sambung dia, pemerintah bisa menggratiskan rapid test antigen misalnya untuk perjalanan internasional atau domestik di Bali.

“Memang rapid test antigen cukup mahal. Telebih kalau sekeluarga misal ada empat orang,” imbuh Hermawan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com