LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Pengelola Taufik Kupi 2 di Kota Lhokseumawe bernama Afdal tengah melayani pengunjung di salah satu kafe tertua di kota itu, Jumat (18/12/2020).
Dia bersama tujuh pekerja melayani pembeli saban hari. Di tengah pandemi, bisnis warung kopi jadi salah satu yang paling limbung.
Pemerintah di awal pandemi melarang warung untuk dibuka, hanya dibolehkan layanan pesan antar. Dampaknya, bisnis warung kopi pun nyaris gulung tikar.
“Kami terpaksa tutup agak lama karena tak mungkin buka, pekerja terpaksa berhenti. Maka, kita bilang, kalau ada kerjaan lain ya silakan bekerja di tempat lain dulu,” kata Afdal kepada Kompas.com.
Sebulan terakhir, pemerintah mengizinkan kafe dan rumah makan untuk buka. Taufik 2 pun kembali melayani pembeli. Awal buka pun agak berat karena hanya laku Rp 3 juta per hari.
Mulai bangkit kembali
Seiring penerapan tatanan kehidupan baru, Taufik 2 pun mulai menggeliat. Di warung itu disediakan masker. Pengunjung yang lupa mengenakan masker silakan membeli.
“Kami patuh pada protokol kesehatan yang dikeluarkan pemerintah,” katanya.
Kini, dalam sehari, Afdal bisa meraup untung Rp 7-Rp 8 juta. Hal itu sudah seperti normal lagi dari segi pendapatan. Tingkat kunjungan juga membaik.
Hal senada disebutkan Rudi Fatahul Hadi, pemilik TR Coffe. Menurutnya, virus Covid-19 membuat bisnisnya limbung. Sejumlah gerai terpaksa ditutup.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.