KOMPAS.com - Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Denon Prawiraatmadja mengatakan, saat ini ada satu kekhawatiran yang dirasa oleh industri penerbangan Indonesia.
“2-3 bulan belakangan, pengeluaran perusahaan penerbangan ini adalah mata uang asing, sementara pendapatan lebih banyak mata uang Rupiah,” katanya.
Pernyataan itu Denon sampaikan dalam konferensi pers virtual Penandatanganan Nota Kesepahaman PHRI dan AirAsia, Rabu (16/12/2020).
Baca juga: 12 Langkah Bandara Soekarno-Hatta agar Penumpang Aman dari Covid-19
Menurut dia, hal tersebut menjadi tantangan tersendiri mengetahui nilai tukar mata uang Indonesia berbeda dengan nilai tukar mata uang asing yang dikeluarkan pihaknya.
“Hal ini sempat disampaikan waktu itu dan diskusi dengan Menparekraf dan Menko. Tahun-tahun ke depan ini akan jadi kekhawatiran industri pariwisata dan industri penerbangan kita,” ujar Denon.
Dia melanjutkan, tantangan dan kekhawatiran tersebut perlu segera mendapat jawaban agar industri pariwisata dan penerbangan Indonesia tidak mengalami kendala dalam beroperasional.
Rute penerbangan yang belum menguntungkan
Hal lain yang menjadi tantangan adalah masih belum adanya penerbangan reguler ke penjuru timur Indonesia yang menguntungkan.
“Masih ada daerah-daerah yang belum bisa didukung oleh penerbangan regular yang menguntungkan,” tutur Denon.
Ia melanjutkan, banyak area yang dibangun pemerintah sebagai komitmen dalam membangun public service obligation yang rute-rutenya belum menguntungkan.
Baca juga: AirAsia Buka 5 Rute Domestik Baru, Terbang Mulai Desember 2020
Guna menghadapi hal tersebut, Denon beraharap pada tahun-tahun berikutnya ada konsep yang dapat mendukung kegiatan transportasi udara di bagian timur Indonesia, terlebih dalam sektor pariwisata.
Sebab, menurut Denon, industri pariwisata yang didukung oleh industri penerbangan memiliki kesempatan untuk menunjang aksesibilitas di seluruh Indonesia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.