Menurutnya, kebijakan ini bertujuan untuk membuat Bali jadi pulau yang sehat, bersih, kondusif, aman, dan nyaman untuk dikunjungi wisatawan.
“Untuk memastikan sebelum dia (wisatawan) berangkat itu harus sehat. sehingga kalau sudah semua sehat, dia berwisata di pulau yang sehat, dan dia juga kembalinya sehat,” kata Rai ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (20/12/2020).
Nantinya, ini jadi salah satu tahap membangun kepercayaan dunia sebagai persiapan Bali kembali membuka pintunnya untuk turis internasional.
Baca juga: Aturan Terbaru ke Bali, Tes Swab PCR Maksimal H-7 Keberangkatan
Rai juga merasa bahwa periode libur Nataru memang sangat mungkin terjadi lonjakan wisatawan. Ia memprediksi jumlah wisatawan yang datang saat libur Nataru tersebut bisa mencapai 15 ribu wisatawan.
Maka dari itu, langkah ini dirasa sangat penting untuk mengatur arus wisatawan yang keluar-masuk Bali agar tidak terlampau banyak.
Jika wisatawan tetap ingin berkunjung ke Bali untuk periode libur Nataru tapi merasa ragu karena biaya yang harus dikeluarkan untuk swab test, Rai mengimbau agar jangan melakukan pembatalan.
“Alternatifnya jangan cancel, putar balik pakai mobil. Kalau dari Surabaya kan 6-7 jam. Di Bali jadi tidak harus sewa mobil, tidak pula harus swab berbasis PCR, hanya antigen saja. Jadi lebih murah,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.