Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Wisata Puton DIY, Belajar Kesenian hingga Favorit Turis Asing

Kompas.com - 21/12/2020, 08:18 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

KOMPAS.com - Yogyakarta memiliki banyak desa wisata yang menarik, salah satunya adalah Desa Wisata Puton yang terletak di Dusun Puton, Trimulyo, Jetis, Bantul.

Lokasi ini berjarak lebih kurang 15 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta. Desa wisata yang sudah dirintis lebih dari 10 tahun silam itu menawarkan banyak potensi unggulan.

Dilansir dari Tribun Jogja, beberapa wisata yang menarik, salah satunya adalah Watu Ngelak.

Ketua Pengelola Desa Wisata Puton Soraya Isvandiari mengatakan, konon Watu Ngelak merupakan tempat persinggahan Sultan Agung ketika mengarungi Sungai Opak dari Keraton Pleret menuju ke laut selatan.

"Di batu (Ngelak) ini Sultan Agung singgah. Beliau haus dan minum. Makanya, sampai sekarang disebut Watu Ngelak," terangnya.

Baca juga: Ledok Sambi Kaliurang, Tempat Wisata Tersembunyi di Yogyakarta

Selain itu, Desa Wisata Puton juga dikenal dengan Kampung Durian. Sebab, kata Soraya, hampir mayoritas penduduknya menanam pohon durian di pekarangan rumah dan bisa dinikmati langsung dari pohonnya.

Daya tarik lain dari desa wisata ini adalah adanya 20 kelompok kesenian. Adapun keseniannya, seperti gejog lesung, karawitan, pedalangan, macapatan, salawat, ketoprak, hingga musik keroncong.

Tempat favorit turis asing

Desa Wisata Puton sering menjadi rujukan wisatawan mancanegara. "Dari Korea, hampir rutin dua kali kunjungan setahun," tuturnya.

Wisman lain yang juga berkunjung berasal dari Suriname, Belanda, Jepang, hingga negara-negara Eropa timur.

Wisatawan dari dalam negeri juga tak kalah banyak, salah satunya dari Indonesia timur.

"Dari Papua sering juga datang. Kami kolaborasi dengan perguruan tinggi," ujar dia.

Baca juga: 7 Aktivitas Seru di Ledok Sambi Yogyakarta, Piknik di Pinggir Sungai

Wisatawan yang datang biasanya berkelompok. Mereka berkunjung karena ingin belajar seni, budaya, pertanian, dan agrowisata.

Kegiatan yang dilakukan pun biasanya berbaur, menyatu dengan aktivitas masyarakat setempat. Kegiatannya seperti tanam padi, membatik, membuat gerabah, dan makan durian.

"Setiap tamu yang datang kami juga berikan waktu mengajar dan berinteraksi dengan warga Puton," paparnya.

Hal tersebut dilakukan dengan misi mengenalkan budaya dan keberagaman.

Harga tiket masuk 

- Watu Ngelak (tidak ada retribusi tiket masuk)
- Belajar pertanian Rp 300.000 per kelompok.
- Home stay Rp 100.000 per  kamar. Satu kamar bisa diisi dua orang.

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Lebih Dekat dengan Desa Wisata Puton 'Watu Ngelak' Bantul dan Sejarahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com