Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Pohon Natal, Bermula di Jerman pada Abad Pertengahan

Kompas.com - 21/12/2020, 16:04 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Pada awal abad ke-19, tradisi pohon Natal diperkenalkan di Inggris dan dipopulerkan pada pertengahan abad tersebut oleh Pangeran Albert—suami Ratu Victoria yang lahir di Jerman.

Mengutip BBC, tradisi pohon Natal dimulai pada 1837-1901 saat Ratu Victoria masih menduduki kursi kerajaan. Victoria dan Albert diketahui merupakan penggemar berat Hari Raya Natal.

Pada saat itu, dekorasi pohon Natal ditambahkan dengan mainan dan kado-kado kecil, lilin, permen, untaian popcorn, serta keik mewah yang digantung dengan pita dan rantai kertas.

Pasangan kerajaan tersebut dikatakan sebagai orang yang mempopulerkan kegiatan mendekorasi pohon Natal. Alhasil, banyak orang yang mengira bahwa tradisi tersebut berasal dari Inggris.

Sebelumnya, orang-orang menaruh pohon-pohon kecil di atas meja. Namun saat pohon berukuran besar dari Norwegia bisa dimasukkan ke dalam rumah, mereka menaruhnya di lantai.

Baca juga: Untuk Pertama Kalinya, Pasar Natal Nuremberg Jerman Dibatalkan Sejak PD II

Sejak 1947, Norwegia kerap mendonasikan pohon ke London sebagai tanda terima kasih karena telah membantu mereka selama Perang Dunia II.

Adapun, pohon yang dikirim melalui jalur laut dipajang di Trafalgar Square dan didekorasi dengan gaya khas Norwegia, yakni untaian lampu dipasang menjuntai ke bawah dan tidak saling menyilang.

Tiba di Amerika lebih dulu

Meski tradisi pohon Natal dipopulerkan oleh Ratu Victoria di Inggris pada pertengahan abad ke-19, namun tradisi tersebut tiba lebih dulu di Amerika Utara pada abad ke-17 melalui para pemukim Jerman.

Salah satu umat berfoto dengan latar belakang pohon natal yang terbuat dari ecobrick di Gereja Katedral Krsitus Raja Purwokerto, Jawa Tengah.KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN Salah satu umat berfoto dengan latar belakang pohon natal yang terbuat dari ecobrick di Gereja Katedral Krsitus Raja Purwokerto, Jawa Tengah.

Kendati demikian, kepopuleran tersebut baru mencapai puncaknya pada abad ke-19. Selain Amerika dan Inggris, tradisi pohon Natal juga populer di Austria, Swiss, Polandia, dan Belanda.

Baca juga: Liburan Natal, Wisata Religi 6 Gereja Kuno di Jakarta

Di China dan Jepang, pohon Natal diperkenalkan oleh para misionaris Barat pada abad ke-19 dan abad ke-20. Dekorasinya pun menggunakan desain kertas yang rumit.

Kendati pohon Natal modern bermula dari Jerman, penggunaan pohon cemara, karangan bunga (wreath) dan rangkaian bunga (garland) yang melambangkan kehidupan kekal merupakan kebiasaan orang Mesir kuno, China, dan Ibrani dulu kala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com