KOMPAS.com – Pergerakan wisatawan Indonesia kemungkinan akan terjadi secara merata ke sejumlah destinasi wisata di Indonesia termasuk di Kota Malang, Jawa Timur.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan sejumlah langkah antisipasi agar klaster wisatawan tidak terjadi di sana.
“Nataru tidak boleh ada keramaian. Tahun baruan tidak ramai-ramai. Kembang api tidak ada dulu,” katanya kepada Kompas.com, Selasa (22/12/2020).
Baca juga: Syarat Liburan ke Kota Malang, Hasil Rapid Test Non-reaktif
Dia melanjutkan, seluruh tempat wisata masih mematuhi protokol kesehatan CHSE termasuk mewajibkan wisatawan menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Terkait pembatasan arus wisatawan, Ida menuturkan, saat ini wisatawan dari daerah mana pun bisa liburan ke Kota Malang yang penting mereka patuh dengan protokol kesehatan yang diterapkan.
“Kota Malang kasus Covid-19 semakin meningkat, strategi bisa saja rapid tes antigen. Tapi tunggu Surat Edaran turun,” ungkapnya.
Baca juga: Kota Malang Ingin Jadi Tuan Rumah yang Baik untuk Wisatawan
Berdasarkan data per 20 Desember 2020 dari Malangkota.go.id, Kota Malang memiliki 3.233 kasus Covid-19 yang terkonfirmasi.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 303 kasus dinyatakan sedang dalam pantauan, 2.630 kasus dinyatakan sembuh, dan 300 kasus dinyatakan meninggal.
Pakai konsep ganjil genap untuk hotel
Untuk hotel, Ida mengatakan bahwa sebagian besar saat ini sudah mengantongi sertifikat CHSE karena telah menerapkan protokol kesehatan dengan baik.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.