Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga Uno: Kebangkitan Aceh Akan Menginspirasi Kebangkitan Pariwisata Indonesia

Kompas.com - 25/12/2020, 20:26 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, kebangkitan Aceh akan menginspirasi kebangkitan pariwisata Indonesia ke depan.

Hal itu ia katakana saat mengapresiasi rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh yang akan menggelar peringatan 16 tahun kejadian tsunami pada Sabtu (26/12/ 2020).

Menurut Sandi, Aceh memiliki sumber daya alam dan budaya kuat yang dapat menjadi daya tarik bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf).

Ia memberi contoh, yakni mi aceh dan ayam tangkap sebagai kekayaan kuliner Aceh, juga songkok aceh yang jadi keragaman kriya dan busana Serambi Mekkah itu.

Baca juga: Saat Warung Kopi Aceh Bertahan di Tengah Pandemi

Adapun menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Aceh setiap tahunnya makin naik. Tahun 2019, jumlahnya mencapai 34.465 orang.

Namun, pandemi Covid-19 memberi dampak besar terhadap sektor wisata. Jumlah wisman sepanjang 2020 hanya 10.401 orang.

Oleh karena itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah untuk membangkitkan kembali sektor parekraf.

Kebangkitan Aceh yang menginspirasi

Sandiaga Uno dalam keterangannya, Kamis (25/12/2020), mengatakan bahwa menurut Bank Dunia, tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 telah memakan korban 167.000 jiwa.

Namun, masyarakat Aceh kemudian bangkit. Karakter masyarakat Aceh yang kuat dan mandiri pun jadi inspirasi bangsa Indonesia untuk bangkit dari pandemi Covid-19, khususnya di sektor parekraf.

"Seperti saat ini bagaimana kita harus sama-sama dapat bangkit dari pandemi Covid-19 yang memberikan dampak besar terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Sandi dalam keterangan tertulis.

Baca juga: Ujung Batu Aceh Singkil, Wisata Pantai Tersembunyi di Serambi Mekkah

Ia melanjutkan, caranya adalah dengan menjalankan protokol kesehatan agar dampak Covid-19 dapat segera teratasi dan sektor parekraf segera tumbuh, sehingga tercipta lapangan kerja seluas-luasnya.

"Peringatan tsunami yang akan diselenggarakan secara hybrid ini sebagai bentuk adaptasi sekaligus inovasi di tengah pandemi, dimana seluruh stakeholder pariwisata dan ekonomi kreatif beradaptasi penuh dengan kebutuhan penerapan protokol kesehatan yang baik,” ujar Sandi.

Peringatan 16 tahun Tsunami Aceh

Adapun, Pemprov Aceh rencananya akan mengisi acara peringatan 16 tahun tsunami Aceh dengan kegiatan zikir dan doa kepada korban, juga tausiyah oleh Syeikh Ali Jaber.

Acara akan digelar secara sederhana dan terbatas di dua tempat secara bersamaan, yakni Stadion Harapan Bangsa sebagai lokasi utama peringatan dan Anjong Mon Mata.

Diorama Tsunami Aceh di Museum Tsunami Aceh.Dok. Kemenparekraf Diorama Tsunami Aceh di Museum Tsunami Aceh.

Jalannya acara lengkap dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat berbasis cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan) dan environment sustainability (kelestarian kingkungan) atau CHSE.

"Peringatan 16 tahun tsunami adalah untuk merefleksikan kejadian tsunami yang dahsyat agar menjadi pelajaran, lesson learnt, bagi masyarakat Aceh,” kata Gubernur Aceh Nova Iriansyah.

Baca juga: Maha Corner, Tempat Wisata Baru yang Hits di Aceh Besar

Ia melanjutkan, peringatan juga ditujukan untuk membangun kembali semangat dan kreativitas pelaku ekonomi, khususnya usaha pariwisata dan penguatan kembali budaya Aceh yang selama ini vakum akibat pandemi Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com