Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Cuma Lihat Komodo, Yuk Belajar Kebudayaan di Kampung Melo NTT

Kompas.com - 26/12/2020, 13:21 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Salah satu tempat wisata yang paling digandrungi oleh wisatawan saat ke Flores, Nusa Tenggara Timur adalah Taman Nasional Komodo (TNK).

Sebab, TNK merupakan satu-satunya kawasan yang menjadi rumah bagi banyak reptil purba yang merupakan ikon dari Indonesia. Wisatawan pun tidak ingin melewati kesempatan untuk melihat komodo.

Kendati demikian, Travel Blogger Kadek Arini mengatakan bahwa Flores memiliki tempat wisata lain yang tidak kalah menarik.

Baca juga: 5 Tempat Wisata yang Wajib Dikunjungi Saat Liburan di Flores

“Desa Melo, letaknya dekat Labuan Bajo sekitar 30 menit. Tapi untuk ke sana, cukup pakai kendaraan darat. Desa ini di luar TNK tapi masih dekat dengan Labuan Bajo,” ungkapnya.

Pernyatan tersebut disampaikan olehnya dalam konferensi pers virtual “Perlindungan Lengkap Jiwa dan Kesehatan yang Terjangkau”, Senin (21/12/2020).

Kadek menuturkan, suhu yang akan menyambut wisatawan di Kampung Melo cukup berbeda dengan suhu di pesisir pantai.

Hal ini karena Kampung Melo berada pada ketinggi 600 meter dari permukaan laut (mdpl) sehingga suhunya lebih dingin dan tidak memiliki udara sepanas kawasan pesisir pantai.

Dia melanjutkan, usai menonton tarian tersebut, wisatawan dapat berinteraksi dengan masyarakat setempat sambil menikmati hasil tani yang ada.

warga di kampung wisata Melo, Kecamatan Mbeliling, Manggarai Barat, NTT mementaskan tarian Kerangkuk Alu kepada tamu untuk pengembangan wisata berbasis budaya. (HANDOUT/BOPLBF)HANDOUT/BOPLBF warga di kampung wisata Melo, Kecamatan Mbeliling, Manggarai Barat, NTT mementaskan tarian Kerangkuk Alu kepada tamu untuk pengembangan wisata berbasis budaya. (HANDOUT/BOPLBF)

Wisata Budaya di Kampung Melo

Kampung Melo berlokasi di Desa Liang Ndara, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. Dari Bandara Komodo di Labuan Bajo, wisatawan akan melewati Jalan Trans Flores selama sekitar 30 menit.

Mengutip Kemendesa.go.id, kampung yang terletak di atas bukit ini menawarkan keunikan tersendiri. Mulai dari tradisi yang masih dipegang teguh oleh masyarakat hingga alamnya yang masih asri.

Setibanya wisatawan di sana, mereka akan langsung dikalungkan sebuah kain selendang khas Kampung Melo sebelum diajak ke Rumah Gendang.

Baca juga: Puncak Watu Api Melo, Tempat Terbaik Menyaksikan Matahari Terbenam di Ujung Barat Pulau Flores

Di sana, masyarakat akan melakukan sebuah ritual adat yang dimulai dengan ketua adat membacakan mantra khusus dalam bahasa setempat. Lalu, para pengunjung akan diberi minuman khusus bernama sopi dan pinang berisi sirih.

Setelah melalui ritual adat, wisatawan bisa langsung menonton Tari Caci. Mengutip Kompas.com, Jumat (7/12/2018), tarian akan dilakukan selama sekitar satu jam oleh para pemuda desa yang dipimpin oleh tetua adat.

Tari Caci memiliki tiga jenis. Pertama, Randang Uma dilakukan untuk menunjukkan rasa syukur terhadap hasil panen. Lalu Caci Lontong Golo terhadap kesehatan, dan Caci Randang Weri Leka untuk peresmian kampung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com