KOMPAS.com – Saat syarat wajib rapid test antigen mulai berlaku di Indonesia pada 19 Desember 2020, Direktur Operasional PT Angkasa Pura I (AP I) Wendo Asrul Rose mengatakan bahwa banyak penumpang masih belum siap.
“Dalam posisi begitu dikeluarkan regulasi, terlihat penumpang agak kurang siap. Namun, kita lakukan antisipasi walau saat hari pertama agak keteteran,” kata dia.
Pernyataan tersebut Wendo sampaikan dalam konferensi pers virtual “Update Angkutan Nataru 2020-2021”, Rabu (30/12/2020).
Baca juga: Vaksin Covid-19 akan Buat Penumpang Pesawat Nyaman?
Menurut dia, masyarakat belum siap lantaran informasi terkait fasilitas yang melayani rapid test antigen saat itu masih kurang.
Saat bandara-bandara AP I memiliki fasilitas tersebut, Wendo mengatakan bahwa pihaknya langsung mengalami penumpukan karena masyarakat mengandalkan bandara.
Sosialisasi fasilitas rapid test antigen
Melihat masyarakat yang ingin terbang, tetapi sempat kurang siap karena kurangnya informasi fasilitas rapid test antigen, Wendo mengatakan bahwa pihaknya turut andil dalam membantu.
Salah satunya adalah dengan melakukan sosialisasi melalui media sosial AP I tentang tempat mana saja yang menawarkan rapid test antigen.
Baca juga: Protokol Kesehatan Standar Global, Bandara AP I Dapat Stempel dari WTTC
“Media sosial AP I lakukan kampanye. Salah satunya menampilkan area-area pemeriksaan rapid test antigen di kota tempat bandara itu berada atau di sekitarnya,” ujar Wendo.
Menurut dia, langkah tersebut dirasa cukup efektif. Sebab, pihaknya tidak ingin calon penumpang hanya mengandalkan pemeriksaan di bandara saja.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.