Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbang 255 Km, Maskapai Ini Bawa Penumpang ke Bandara yang Salah

Kompas.com - 01/01/2021, 10:10 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah maskapai penerbangan di Nepal bernama Buddha Air membawa penumpang sejauh 255 kilometer ke bandara yang salah pada Jumat (18/12/2020).

Melansir The Kathmandu Post, Minggu (20/12/2020), sebanyak 69 penumpang yang menaiki pesawat ATR 72 berangkat pada Jumat siang menuju Janakpur.

Kendati demikian, mereka justru dibawa oleh maskapai tersebut ke bandara yang salah yang terletak di Pokhara.

Baca juga: 700 Orang Dilarang Naik Maskapai Ini karena Tidak Pakai Masker

Managing Director Buddha Air Birendra Bahadur Basnet mengaku bahwa kesalahan tersebut berada pada pihaknya.

Dia juga menuturkan bahwa mereka telah membentuk sebuah komite untuk menginvestigasi kejadian tersebut.

Bandara sibuk

Sejak maskapai penerbangan domestik melanjutkan layanan pada 21 September 2020 usai tidak ada penerbangan selama hampir enam bulan, pesawat terbang hampir penuh ke seluruh destinasi.

Pada Jumat, terdapat banyak kesibukan di terminal domestik Bandara Internasional Tribhuvan di Kathmandu.

Siang itu, cuaca tidak terlalu mendukung untuk penerbangan. Beberapa penerbangan pun telah ditunda. Maskapai berupaya untuk memanfaatkan setiap jendela cuaca untuk membawa penumpang secepat mungkin.

Baca juga: Syarat Terbang Ketat, Dirut AP1: Penumpang Masih Meningkat

Adapun, jendela cuaca atau weather window adalah interval terbatas saat kondisi cuaca diprediksi cocok untuk melakukan aktivitas tertentu.

Penerbangan U4505 Buddha Air pun diizinkan lepas landas menuju Bandara Janakpur. Para penumpang dibawa dengan perkiraan waktu kedatangan di sana pada pukul 15:15 waktu setempat.

Ilustrasi pesawat - Maskapai penerbangan Buddha Air.dok. Facebook Buddha Air Ilustrasi pesawat - Maskapai penerbangan Buddha Air.

Saat lepas landas, penerbangan sudah ditunda dulu. Namun alih-alih tiba di Bandara Janakpur, mereka mendarat di Pokhara yang jaraknya 255 kilometer dari tujuan sebenarnya.

Cuaca hambat penerbangan

Penerbangan ke Pokhara diizinkan hingga pukul tiga sore di bawah aturan penerbangan visual atau visual flight rules (VFR) karena masalah cuaca.

VFR merupakan aturan di mana pilot mengoperasikan pesawat pada kondisi cuaca yang secara umum cukup jelas untuk memungkinkan mereka melihat kemana arah pesawat.

Baca juga: 3 Bandara AP I yang Angkut Penumpang Paling Banyak pada Libur Akhir Tahun

“Cuaca sudah menyebabkan penundaan penerbangan. Untuk mengimbangi waktu terbang, para pejabat Buddha Air memutuskan untuk terbang ke Pokhara terlebih dahulu,” kata seorang pejabat maskapai penerbangan, mengutip The Kathmandu Post.

Alhasil, nomor penerbangan diubah. Dia menjelaskan, perbedaan jadwal penerbangan antara Janakpur dan Pokhara adalah 15-20 menit.

“Staf lapangan memindahkan 69 penumpang penerbangan U4505 ke penerbangan U4607 yang sebenarnya telah diizinkan untuk terbang ke Pokhara oleh petugas lalu lintas udara,” sambungnya.

Tidak ada pemberitahuan

Setelah semua dalam urutan yang benar, staf lapangan dan kru pesawat tidak memberi tahu pilot dan co-pilot bahwa nomor penerbangan telah diubah.

Petinggi Buddha Air tersebut mengatakan, seorang kru pesawat membuat pengumuman dalam penerbangan bahwa pesawat menuju ke Janakpur.

Baca juga: Maskapai Ini Ubah Kursi Ekonomi Jadi Tempat Tidur Penumpang

Namun, tidak ada yang bisa dilakukan oleh para penumpang. Sebab, pesawat sudah mengudara dan menuju ke Pokhara.

“Ada miskomunikasi antara staf lapangan dan pilot. Pilot yang terbang juga tidak melihat manifes penumpang,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com