Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Putu Radar Bahurekso
Consultant, Corporate Communications and Public Affairs at Klareco Communications

Consultant, Corporate Communications and Public Affairs at Klareco Communications

Melihat Peluang Pariwisata Pasca-Pandemi

Kompas.com - 04/01/2021, 16:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pandemi Covid-19 menjadi sebuah tantangan besar bagi pergerakan ekonomi Indonesia dan dunia. Tidak sedikit orang yang harus menerima kebijakan pemotongan gaji, ada juga yang dirumahkan untuk sementara waktu, dan bahkan harus kehilangan pekerjaan.

Kebijakan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) terpaksa membuat orang harus berdiam diri di rumah. Kantor-kantor terpaksa harus beradaptasi secara cepat dengan sistem WFH (work from home) dan sekolah juga harus menerapkan sistem learning from home.

Situasi ini tentu menjadi tamparan keras terhadap sektor pariwisata. Tak hanya pariwisata tapi beberapa sektor lain yang masih berhubungan dengan sektor pariwisata juga ikut terkena dampak. Misalnya sektor kuliner, penerbangan, perhotelan, dan juga UMKM.

Kawasan-kawasan wisata yang biasanya ramai oleh pengunjung kini harus kehilangan pasarnya. Hotel, pesawat, restoran, hingga pedagang oleh-oleh terpaksa harus menghentikan kegiatan ekonomi mereka untuk sementara waktu.

Pemerintah mau tidak mau harus mengambil kebijakan tersebut untuk menekan peningkatan kasus covid-19.

Kini aturan pemerintah terkait pembatasan sosial sudah mulai melunak. PSBB sudah berhenti walaupun beberapa wilayah kembali menerapkan untuk keduakalinya, namun dengan aturan yang tidak seketat sebelumnya. Orang-orang menyebut fase ini dengan istilah masa ‘new normal’.

Situasi ini telah membuat orang-orang secara perlahan kembali beraktivitas. Kegiatan ekonomi secara perlahan mulai bangkit. Denyut-denyut pariwisata yang tadinya sempat terhenti kini melihat harapan untuk bisa hidup kembali.

Namun sayang, situasi ini belumlah berakhir. Selain itu, masa beraktivitas dari rumah yang berjalan selama berbulan-bulan akibat pandemi, juga telah mengubah perilaku para konsumen dalam mengambil keputusan, dalam memperhatikan keadaan, dan dalam melakukan pengeluaran.

Perubahan tren pariwisata

Berubahnya perilaku konsumen tentu menjadi sebuah tantangan bagi para penggiat industri pariwisata. Perubahan perilaku ini adalah sebuah hal yang tidak terhindarkan. Situasi pandemi telah mengubah tren dan juga kebutuhan masyarakat dalam berwisata.

Beberapa tren berwisata yang diperkirakan muncul pada fase new normal ini, contohnya adalah solo traveling atau berwisata dalam kelompok kecil.

Tren ini akibat dari social distancing. Orang-orang menjadi ragu dalam bepergian beramai-ramai ataupun mengunjungi tempat-tempat yang ramai.

Kecenderungan orang dalam berwisata menggunakan jalur transportasi darat juga bisa terjadi. Hal ini bisa jadi merupakan efek dari kebijakan transportasi jalur udara yang memerlukan persyaratan lebih banyak seperti hasil test covid maupun surat keterangan dokter.

Selain itu, faktor belum dibukanya perjalanan ke luar negeri juga bisa menjadi kesempatan untuk meningkatkan minat para wisatawan agar lebih banyak menjelajahi potensi wisata lokal.

Berdasarkan data dari McKinsey & Company, mendorong pariwisata domestik bisa menjadi sebuah cara untuk menangkal hilangnya pemasukan pariwisata akibat tidak adanya wisatawan mancanegara.

Tidak hanya tren pariwisata saja yang berubah, namun situasi pandemi juga telah mengubah kebutuhan orang dalam merencanakan liburannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com