Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Saran Epidemiolog Soal Perbaikan WC di Tempat Wisata

Kompas.com - 10/01/2021, 21:01 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Selain itu jika memungkinkan, sabun cair ditaruh dalam wadah yang memiliki sensor, sehingga pengunjung tidak perlu menyentuh wadah tersebut.

5. Gunakan keran air bergagang panjang

Sejumlah WC di tempat wisata memiliki keran air yang diputar. Hal ini mengharuskan wisatawan untuk menggunakan tangan guna mengeluarkan air.

Baca juga: WC Jongkok atau WC Duduk di Tempat Wisata, Mana yang Lebih Baik?

“Pegangan untuk keran kalau bisa yang bisa diputar dengan siku. Ada yang punya gagang panjang, bisa pakai siku. Untuk minimalkan bersentuhan langsung dengan fasilitas di dalam toilet,” imbuh Hermawan.

6. Punya penyaring alas kaki di pintu masuk

Supaya area WC bersih, baik itu yang komunal maupun bilik, Hermawan menyarankan agar pihak tempat wisata menyediakan penyaring alas kaki di pintu masuk.

Sebab, beberapa tempat wisata memiliki kemungkinan areanya becek dan membuat WC jadi kotor dari alas kaki yang digunakan oleh wisatawan saat memasukinya.

“Harus ada area penyaring supaya masuk WC enggak begitu jorok. Ada penyaring dari segi pijakan, atau ada air. Keset khusus juga bisa,” tuturnya.

Jika tidak memungkinkan, pengelola tempat wisata bisa menggunakan bahan-bahan lantai yang dapat menyerap atau menyaring kotoran, seperti tanah agar area WC tetap bersih.

7. Punya WC duduk dan WC jongkok

Menurut Hermawan, ada baiknya tempat wisata memiliki dua pilihan WC yaitu WC duduk dan WC jongkok agar wisatawan merasa nyaman.

“Ini berkaitan dengan kebiasaan dan budaya. Jangan sampai kita menyediakan WC duduk, tapi ada orang yang jongkok naikin kaki ke atas. Itu tidak sesuai dan malah akan merusak,” ujarnya.

8. Jangan taruh tempat sampah di dalam bilik WC

Sejumlah tempat wisata menaruh tempat sampah di dalam bilik WC, baik itu area WC komunal atau area WC yang hanya terdiri dari deretan bilik WC.

Untuk penempatan tempat sampah, ada baiknya posisinya tidak terlalu dekat dengan sumber air. Pasalnya, air yang masuk ke tempat sampah dan bercampur dengan isinya dapat menjadi sumber penyakit.

Baca juga: Cara Terbaik ke Yogyakarta: Naik Kereta, Pesawat, atau Road Trip?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com