Kendati demikian, waktu pembersihan area WC bergantung pada intensitas keluar-masuk wisatawan yang berada di sana.
Baca juga: 7 Hotel di Malang yang Pas untuk Liburan Keluarga
“Kalau bisa memang setiap waktu. Kalau tidak mungkin, kembali lagi intensitas (wisatawan). Pembersihan misal 10 menit kalau intensitas tinggi,” jelas Hermawan.
Jika tidak tentu, sambung dia, bisa dua jam sekali. Namun kalau intensitas pengunjung rendah, bisa 3-4 jam sekali.
4. Jangan pakai sabun batang
Dalam penggunaan sabun, kata Hermawan ada baiknya pengelola tempat wisata menyediakan sabun cair dan bukan sabun batang.
Selain itu jika memungkinkan, sabun cair ditaruh dalam wadah yang memiliki sensor, sehingga pengunjung tidak perlu menyentuh wadah tersebut.
5. Gunakan keran air bergagang panjang
Sejumlah WC di tempat wisata memiliki keran air yang diputar. Hal ini mengharuskan wisatawan untuk menggunakan tangan guna mengeluarkan air.
Baca juga: WC Jongkok atau WC Duduk di Tempat Wisata, Mana yang Lebih Baik?
“Pegangan untuk keran kalau bisa yang bisa diputar dengan siku. Ada yang punya gagang panjang, bisa pakai siku. Untuk minimalkan bersentuhan langsung dengan fasilitas di dalam toilet,” imbuh Hermawan.
6. Punya penyaring alas kaki di pintu masuk
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.